Presiden Joko Widodo. Foto: MI/Panca Syurkani
Presiden Joko Widodo. Foto: MI/Panca Syurkani (Achmad Zulfikar Fazli)

Presiden Tunggu Janji Menteri ATR Selesaikan Persoalan Sertifikat Tanah

pertanahan sertifikat tanah gratis
Achmad Zulfikar Fazli • 10 Januari 2018 23:36
Jakarta: Presiden Joko Widodo menunggu janji Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil yang mengaku bisa menerbitkan sertifikat untuk seluruh bidang tanah di Indonesia pada 2023. Pasalnya, janji itu di bawah target yang diminta oleh Jokowi kepada Kementerian ATR.
 
"Saya yakin dengan kerja keras BPN, target saya 2025 seluruh bidang tanah di tanah air ini sudah bersertifikat. Tadi yang nawar kok Pak Menteri 2023 akan rampung, saya catet loh," kata Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Rabu 10 Januari 2018.
 
Ia pun meminta kepada Kementerian ATR untuk tidak khawatir dengan target yang diberikan itu. Jokowi yakin target dapat tercapai jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pada tahun 2017, Jokowi menyebut target pemberian sertifikat hak atas tanah pun mencapai target. Saat itu, ia meminta kepada Sofyan Djalil untuk menerbitkan lima juta sertifikat.
 
"Eggak perlu takut kalau kita bekerja, itu bukan suatu yang sulit. Di tahun 2018, tujuh juta, lebih gampang, bisa lebih cepat, loh kita bisa kok melakukan. Saya tahu jajaran BPN bekerja siang malam untuk mengejar target, jangan dipikir saya enggak tahu, tahu," ucap dia.
 
Baca: Presiden Paksa Menteri BPN Terbitkan Sertifikat Tanah
 
Ia mengaku memberikan target kepada Kementerian ATR karena tak ingin lagi mendengar adanya keluhan masyarakat soal sengketa tanah. Apa lagi, masalah sengketa itu dapat menghambat pembangunan nasional.
 
Jokowi mengambil contoh pembangunan jalan tol. Dulu, kata dia, Malaysia, Vietnam serta Tiongkok belajar ke Indonesia soal pembangunan jalan tol. 
 
Namun, sudah lebih dari 40 tahun, jalan tol di Indonesia baru mencapai 780 kilometer. Sedangkan, Tiongkok sudah memiliki jalan tol sepanjang 280 ribu km. 
 
Ia pun kemudian terjun ke lapangan untuk mencari tahu akar masalah yang menghambat pembangunan nasional ini. Hasilnya, ia menemukan banyak masalah pada pembebasan lahan.
 
Ia kemudian memerintahkan anak buahnya di pemerintahan untuk segera menyelesaikan masalah tersebut. Alhasil, sejumlah pembangunan tol yang terhenti sudah rampung.
 
"Kita harapkan tol di Jawa dari ujung Barat Merak sampai Banyuwangi, target kita 2019 maksimal kalau bisa saya masih minta maju," pungkas dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(JMS)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif