Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali, mengeluarkan asap dan abu vulkanik. Foto: Medcom.id/Raiza Andini
Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali, mengeluarkan asap dan abu vulkanik. Foto: Medcom.id/Raiza Andini (Annisa ayu artanti)

Kepala Badan Geologi ESDM: Kondisi Bali Aman

erupsi gunung agung
Annisa ayu artanti • 16 Desember 2017 05:13
Jakarta: Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudy Suhendar menegaskan, Bali masih dalam kondisi normal. Aktivitas di luar radius 10 kilometer (km) dari kawah Gunung Agung pun masih terpantau aman untuk dikunjungi.
 
“Badan Geologi menyampaikan yang terdampak hanya sekitar Gunung Agung saja dengan radius 8 hingga 10 km-an. Jadi kalau mau yang ke Denpasar, Danau Batur, Ubud, di luar radius 10 km, aman," kata Rudy dalam keterangan tertulis Kementerian ESDM, Jumat, 15 Desember 2017.
 
Ia meminta kepada masyarakat untuk tidak takut dan mempersilahkan ke Bali. Menurut dia, pemerintah pasti sudah memprediksi jika ada erupsi. "Kalau terjadi awan panas hanya di sekitar Gunung Agung, tidak sampai Denpasar dan kemana-mana," imbuh Rudy. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Gunung Agung dinaikkan kembali status aktivitasnya menjadi Level IV (Awas) pada tanggal 27 November 2017 pukul 06:00 WITA.
 
Pos Pengamatan Gunungapi Agung milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM, terus memantau perkembangan kegiatan vulkanik dan senantiasa berkoordinasi dengan berbagai pihak. 
 
“Kami terus melakukan pengamatan setiap menitnya, melakukan analisis dari jam ke jam sampai hari ini, 24 jam setiap hari. Kita juga telah melakukan simulasi apabila terjadi awan panas, kemana sih awan panasnya itu? Hanya di sekitar Gunung Agung," jelas Rudy.
 
Baca: Gunung Agung Keluarkan Sinar Lava Tiap Hari
 
Pemantauan Gunung Agung juga dilakukan menggunakan peralatan yang lengkap sebagaimana peralatan yang digunakan untuk memantau gunung api di seluruh dunia. Pos Pengamatan Gunungapi Agung memiliki CCTV, Digital dan Thermal Camera, alat seismik.
 
"Alat seismik untuk Gunung Agung terpasang 11 set, untuk Gunung Batur 4 set, karena ini bisa saling melengkapi. Untuk deformasi (perubahan bentuk) kita ada 5 set GPS dan 2 set tiltmeter," ujar dia.
 
Selain itu, Pos Pengamatan Gunungapi Agung mempunyai dua sensor temperatur untuk mengukur Gas ada DOAS Scanner dan MultiGAS. Pos juga menggunakan data-data satelit untuk mengukur deformasi, energi termal dan konsentrasi gas, untuk mengetahui setiap perubahannya.
 
"Kami juga punya aplikasi MAGMA Indonesia yang sudah bisa diakses dari seluruh dunia. Ini sangat lengkap. Alat-alat dan aplikasi yang digunakan sudah setara dengan pengamatan modern gunungapi di seluruh dunia, dengan ini upaya mitigasi bencana erupsi Gunung Agung menjadi lebih optimal" pungkas dia.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(AZF)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif