kondisi Gunung Agung, Sabtu 2 Desember 2017. -Medcom.id/Raiza-
kondisi Gunung Agung, Sabtu 2 Desember 2017. -Medcom.id/Raiza- (Raiza Andini)

Panas Gunung Agung Bisa Terangi Satu Kampung

gunung berapi erupsi gunung erupsi gunung agung
Raiza Andini • 02 Desember 2017 15:44
Karangasem: Satelit NASA Modis mendeteksi adanya anomali panas dari kawah Gunung Agung sebesar 97 megawatt. Dengan panas tersebut diprediksi dapat menghasilkan tenaga listrik untuk satu kampung di Kabupaten Karangasem.
 
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM I Gede Suantika mengatakan, selain bisa menerangi seribu meter atau hampir satu kampung di Kabupaten Karangasem, anomali panas Gunung Agung tersebut juga bisa menghanguskan tumbuh-tumbuhan dan juga tubuh manusia. 
 
“Panasnya itu bisa seribu sampai seribu lima ratus derajat celcius kebayang deh kayak gimana untuk tumbuh-tumbuhan dan manusia,” terang Suantika di pos pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Sabtu 2 Desember 2017.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Suantika menerangkan, saat ini anomali panas yang dideteksi satelit NASA Modis telah menurun mengikuti aktivitas Gunung Agung yang sudah tiga hari terakhir mengalami penurunan yang signifikan.
 
Baca: Panas Gunung Agung Capai 97 Megawatt
 
Saat ini posisi magma telah membanjiri sepertiga kawah Gunung Agung. Namun, satelit NASA Modis menangkap adanya penurunan intensitas panas Gunung Agung, lantaran tertutup awan dan juga hujan secara terus menerus semenjak letusan freato-magmatik pekan lalu.
 
“Karena ketutup awan dan enggak ada suplai lagi, abu enggak ada, jadi enggak ada yang ngalir lagi kan. Sampai saat ini masih enggak ada asap,” tambahnya.
 
Secara terpisah, Kepala Subdit Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM Devy Kamil Syahbana mengatakan, saat ini energi termal di Gunung Agung lebih besar dua kali lipat. 
 
Jika termal Gunung Agung masih berada di dalam kawah, maka panasnya tidak akan berefek ke beberapa wilayah di Bali. Namun, jika lavanya terlontar keluar dan menyentuh udara maka akan terfragmentasi menjadi material seperti abu vulkanik dan bebatuan apung.
 
“Kalau dia terlontarkan tidak akan berbentuk lavanya keluar utuh, dia akan hancur jadinya abu. Kalau sudah terdeteksi NASA Modis itu berarti dia suhunya sangat tinggi,” tandasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif