"Bantuan dua perahu karet dengan ukuran besar ini bisa memudahkan kami mengevakuasi ketika terjadi banjir dan bisa juga digunakan untuk memantau kawasan pesisir pantai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram Dedy Supriady di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu, 3 Januari 2018.
BPBD Kota Mataram saat ini memiliki tiga perahu karet dan empat perahu fiber yang disiagakan di posko bencana di Jalan Lingkar Selatan. Selain akan mendapatkan bantuan perahu karet dengan ukuran besar, BPBD Kota Mataram juga akan mendapatkan dua unit mesin pompa air yang bisa mengapung.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mesin pompa air yang mengapung ini, kata Dedy, dapat memudahkan tim reaksi cepat (TRC) melakukan penanganan banjir. Terutama pada rumah penduduk yang tidak bisa dijangkau dengan mesin pompa manual.
"Mesin pompa yang bisa mengapung bisa kita manfaatkan untuk menyedot air di permukiman penduduk ketika terjadi banjir, jadi pelayanan lebih dekat dan cepat," katanya.
Sementara, untuk mendukung kerja pemerintah daerah dalam pengawasan perairan, BPBD Kota Mataram juga mengusulkan bantuan berupa kapal cepat yang merupakan tindak lanjut dari usulan tahun 2016. Menurut Dedy, luas perairan laut Kota Mataram sepanjang sembilan kilometer dan 1.400 nelayan menjadi salah satu pertimbangan pengusulan kapal cepat tersebut.
TRC dari BPBD, lanjut Dedy, selama ini hanya melakukan pemantauan di pinggir laut menggunakan enam perahu karet yang sedianya untuk evakuasi banjir. "Kita membutuhkan kapal cepat ini untuk mengawasi laut dari tengah. Kita juga bisa melakukan evakuasi dengan cepat ketika ada nelayan yang mendapat bencana atau gelombang pasang," katanya.
Di samping itu, tambahnya, keberadaan kapal cepat ini dapat mendukung kerja dari Badan SAR Nasional dalam setiap kegiatan pemantauan laut ataupun ketika melakukan evakuasi bencana di laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)