Hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari kawah gunung, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, menjadi salah satu lokasi terimbas erupsi. Sejumlah warganya bahkan harus meninggalkan rumah dan mengungsi sejak dua bulan lalu.
Made Sukarte, 40, salah satu warga Dusun Sebudi, sudah mengungsi bersama keluarganya di Gedung Olah Raga (GOR) Swecapura, Kabupaten Klungkung, sejak 21 September.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selama mengungsi, pekerjaan made sebagai pembuat patung pura terhenti. Selama di pengungsian pula made tak mempunyai penghasilan.
Made hanya bisa mengandalkan bantuan pemerintah maupun donatur untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Sekarang kita pasrah saja, disuruh mengungsi kita mengungsi, disuruh pulang kita pulang. Kita ikut sama pemerintah saja," kata Made saat ditemui di GOR Swecapura, Klungkung, Sabtu, 2 Desember 2017.

Bersama ribuan warga lain, Made tidur di dalam bangunan GOR dengan alas seadanya. Made mengaku sudah terbiasa dengan kondisi pengungsian.
Bahkan, anaknya, Susanti, juga harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah baru. Susanti, siswi kelas 6 yang berasal dari SD 2 Sebudi, Karangasem, harus menyesuaikan diri ketika melanjutkan studi di SD 1 Gelgel, Klungkung.
Di SD 2 Sebudi, Karangasem, Susanti belajar dengan kurikulum 2013, namun di SD 1 Gelgel, Klungkung, Susanti harus mengikuti pelajaran dengan kurikulum 2016.

Made tak terlalu mempersoalkan. Namun, ia dan keluarga berkeinginan kembali ke Desa Sebudi jika sudah diperbolehkan. Desa tersebut sudah menjadi warisan orang tua terdahulu.
Made tidak pernah takut jika Gunung Agung kembali meletus suatu hari nanti. Made memastikan tidak akan pindah dan bakal melanjutkan hidupnya bersama keluarga di Desa Sebudi.
"Kita pasti akan kembali lagi, orang tua dari dulu memang sudah tinggal di sana. Kita tidak takut meski tinggal dekat gunung. Sekarang kita pasrah, tapi kalau di suruh pulang kita pasti pulang dan kembali bekerja dan pelihara ternak," ucap Made.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(OJE)