Ni Wayan Dewi Puspita, 17, anak dari Komang Yudi mengatakan, uang tersebut hilang pada Minggu, 3 Desember 2017, sekitar pukul 01.30 WITA.
"Saya lihat, semua tidur, kebetulan pengin bangun, bangun 01.30 WITA, mau lihat telepon genggam. Terus kayak ada orang masuk terus lihat dia muter-muter di sini," kata Dewi saat berbincang dengan Medcom.id di lokasi, Senin 4 Desember 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Pengungsi Erupsi Gunung Agung Bolak Balik Urus Ternak
Dewi bercerita, lampu yang berada di Banjar Peken tempatnya mengungsi dalam kondisi mati. Dewi mengaku tidak berani menegur orang mencurigakan tersebut. Dia berfikir orang tersebut adalah penjaga posko pengungsian.
"Orangnya agak gemuk, pakai kamben, kaos tangan pendek, mukanya enggak kelihatan. Enggak berani lihat lagi, berapa menit kemudian kayak ada suara buka gerbang kayak ada stater motor matic," ungkap Dewi.
.jpg)
Ilustrasi pengungsi erupsi Gunung Agung di Posko Banjar Peken--Medcom.id/Deny Irwanto.
Dewi kemudian kembali melanjutkan tidurnya. Tiba-tiba orangtuanya Komang Yudi pun terbangun sekitar pukul 04.00 WITA. Kemudian mengecek tas tempat menyimpan barang berharga. Ternyata raib.
Komang Yudi kemudian memeriksa lingkungan sekitar dan menemukan tas miliknya di salah satu sudut Banjar Peken. Namun di dalam tas sudah tak ada uangnya.
"Kita langsung lapor ke Polsek Klungkung, tasnya dibiarkan dulu. Terus pas sudah lapor dan dicek, uang hilang Rp650 ribu," ungkap Dewi.
Sementara itu, pengungsi lainnya Kadek Wawan Suciyasa bernasib sama. Dia kehilangan telepon genggam yang sedang dicharger.
Menurutnya, telepon genggam tersebut sudah ditutupi pakaian. "Dia itu baru beli telepon genggam beberapa minggu. Dia belinya Rp1,2 juta. Mungkin yang curi itu lihat ada kabel charger," pungkas Dewi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(YDH)