Ketut Budiani, pengungsi asal Dusun Giana Kangin, Desa Dude Utara, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, mengaku menggunakan air hujan untuk mandi.
"Saya sudah satu minggu di sini, hari pertama ada air, hari kedua, ketiga, keempat itu enggak ada air karena lahar itu. Tiga hari mandi pakai air hujan, tapi dicampur pakai air bantuan. Karena kan cuma sedikit airnya," ungkap Budiani di posko pengungsian Banjar Peken, Desa Kamasan, Kabupaten Klungkung, Senin, 4 Desember 2017.
Baca: Letusan Gunug Agung tak Hentikan Semangat Warga
Budiani menjelaskan, untuk keperluan masak, dirinya bersama warga lain mencari air ke sejumlah posko pengungsian lain. Beruntung, air yang dicari Budiani bisa didapat.
Hingga satu minggu mengungsi, kata Budiani, air di Banjar Peken belum mencukupi. Air yang keluar dari keran sangat kecil.
"Ada air datang seminggu dua kali, tidak tentu juga. Di sini kalau datang langsung ditampung," ungkap Budiani.
Sebelumnya Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan air pengungsi di wilayahnya, pihaknya mengirim air menggunakan truk tangki secara rutin.
Suwirta mengklaim pihaknya sudah membuat pompa sumur di wilayah Kecamatan Rendang, Karangasem untuk mengganti pompa yang rusak akibat diterjang lahar dingin Gunung Agung.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Pemerintah Perkuat Jembatan Penghubung Desa Rendang dan Desa Muncan
I Nyoman menjelaskan, jika pihaknya tidak membuat pompa baru, maka persediaan air untuk pengungsi tidak akan terpenuhi.
"Saya minta kepada masyarakat menyiapkan penampungan sementara. Fungsinya, ketika pengiriman air terganggu, mereka masih punya stok air. Mohon kesabarannya saat terjadi keterlambatan," kata Nyoman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(FZN)