Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, potensi bahaya juga berada dalam jarak 7 Km sektor Selatan-Tenggara, jarak 6 Km untuk sektor Tenggara-Timur. Selain itu, arah jarak 4 Km sektor Utara-Timur Gunung Sinabung juga perlu mendapat perhatian lantaran bahaya lahar.
"Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap potensi bahaya lahar," kata Sutopo kepada Medcom.id, Senin, 19 Februari 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sutopo menjelaskan, Kepala BNPB Willem Rampangilei saat ini telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat BNPB guna melakukan pendampingan kepada BPBD Karo. Pelaporan penanganan dampak letusan gunung pun dilakukan secara berkala.
Baca juga: Sinabung Meletus, 8 Kecamatan Tertutup Abu Vulkanik
"Berdasarkan laporan BPBD Karo, tidak ada korban jiwa. Tidak ada tambahan pengungsi. Pengungsi lama sudah ditempatkan di hunian sementara dan sebagian mendapat bantuan sewa rumah dan lahan pertanian dari BNPB," ungkap Sutopo.
BNPB juga telah menyiagakan potensi penanganan dampak kemungkinan terburuk dari peristiwa alam ini. Namun, aktivitas masyarakat telah normal kembali pada siang hari. Masyarakat, kata dia, sudah terbiasa melihat letusan Gunung Sinabung.
"Kebutuhan mendesak adalah masker dan mobil tangki untuk menyemprot abu vulkanik di jalan dan permukiman warga," ujarnya.
Sutopo melanjutkan, mengingat telah terbentuk bendungan di hulu Sungai Laborus maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan. Sebab, bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol karena tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)