Saat berada di puncak gunung, Mangku Mokoh mengaku sempat panik karena mendengar letusan disertai gemuruh. Asap kelabu dan material abu vulkanik juga nampak membubung tinggi dari kawah Gunung Agung.
"Sebelum keluar asap tidak ada suara apa pun. Tahu-tahu ada gemuruh dan muncul asap," kata Mangku Mokoh saat dtemui di Pura Pejenengan, Tap Sai, Desa Pempatan, Karangasem, Bali, Kamis, 14 Desember 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
(Baca: Warga Naik ke Kawah Gunung Agung Kembali Bikin Heboh)
Meski terkejut, Mangku Mokoh mengatakan tidak merasakan adanya gempa besar di puncak Gunung Agung. Ia hanya merasakan gempa lokal atau tremor.
"Gempa tidak ada, tapi getaran terus terjadi," katanya.
Mangku Mokoh menuturkan perjalanannya menuju puncak Gunung Agung cukup berat. Abu vulkanik memenuhi jalur pendakian.
"Jalannya sudah tidak ada, licin. Ketinggian abu mencapai satu meter, sudah tebal," tuturnya.
Sejak Gunung Agung ditetapkan berstatus awas, Mangku Mokoh telah delapan kali nekat mendaki gunung tertinggi di Bali tersebut. Pada pendakiannya yang terakhir, ia merasakan situasi yang berbeda.
"Kemarin itu kan airnya di dasar kawah, sekarang sudah penuh dikelilingi air seperti got," tambahnya.
(Baca: Heboh Video Warga Nekat Naik ke Gunung Agung)
Selama dua jam Mangku Mokoh memvideokan kondisi kawah Gunung Agung. Nampak asap berwarna kelabu pekat keluar dari lubang magma di bagian tengah kawah, material piroklastik pun memenuhi mulut kawah.
"Ada pasir dan bebatuan. Abu juga banyak. Tapi, tidak ada bau belerang. Di pinggir kawah dikelilingi asap putih, yang paling besar di tengah. Muncul dari banyak lubang, kira-kita lebih dari 200 lubang," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)