Ilustrasi demo bersimpati untuk TKW, Ant
Ilustrasi demo bersimpati untuk TKW, Ant (Antara)

TKW Mengaku Ditampung di Ruang Pengap di Malang

tki bermasalah
Antara • 17 April 2018 13:09
Mataram: Sebanyak 20 tenaga kerja wanita (TKW) asal Nusa Tenggara Barat (NTB) telantar di Malang, Jawa Timur. Melalui sambungan telepon, seorang TKW meminta bantuan untuk pulang ke kampung halaman.
 
"Kami ada 20-an orang dari NTB. Kami minta tolong untuk segera dipulangkan dari tempat ini," ujar Titin Sumarni melalui sambungan telepon, Selasa, 17 April 2018.
 
Titin mengaku ia dan rekan-rekannya dalam kondisi memprihatinkan. Mereka berada di ruang penampungan yang tertutup dan pengap milik PT CKS.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Bukan hanya dari NTB, penghuni penampungan juga berasal dari daerah lain. Titin memperkirakan jumlah mereka mencapai ratusan.
 
"Intinya kami minta dibebaskan dari tempat ini. Kami sudah tidak tahan harus menderita di penampungan. Karena itu, kita minta dipulangkan," katanya lagi.
 
Titin mengatakan mendapat pelakuan tak mengenakkan. Selama berada di penampungan, mereka tak mendapat informasi yang jelas soal pemberangkatan ke negara tujuan. 
 
Sebelumnya, PT CKS menjanjikan mereka berangkat ke Malaysia, Singapura, dan negara lain. Tapi, enam bulan berada di penampungan, Titin dan rekan-rekannya belum juga berangkat.
 
"Macam-macam ada yang dari awal tahun 2017, belum juga berangkat," ujarnya.
 
Warga Pemasar Dusun Pelita, Kecamatan Maronge, Sumbawa itu mengatakan sudah bosan dan lelah tinggal di penampungan. Banyak rekannya menangis karena tanpa ada kabar yang jelas dari pihak perusahaan.
 
TKW lain, Siti Hartini, mengungkapkan hal yang sama. Ia mengaku perusahaan tak menanggung kebutuhan sehari-hari mereka selama di penampungan.
 
"Jadi buat apa kami lama-lama harus menderita di tempat ini. Minta tolong kami ingin keluar dan pulang ke NTB," ujar warga Desa Bengkel, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat itu.
 
Siti mengatakan ia berada di penampungan sejak setahun lalu. Ia juga sulit berkomunikasi lantaran tak diizinkan membawa ponsel, kecuali Sabtu dan Minggu.
 
"Kalau hari lain HP kami disita perusahaan. Tidak boleh bawa HP. Kalau ketahuan kami dimarahi," ujarnya lagi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(RRN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif