Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Kementerian ESDM I Gede Suantika menjelaskan, Gunung Agung kembali mengeluarkan aktivitas tremor non-harmonik overscale, tanpa mengeluarkan material abu vulkanik seperti sebelumnya pada 27 November 2017.
“Pada saat itu kepulan abunya lagi tinggi-tingginya, sangat besar, aliran lavanya menyertai itu sangat banyak saat itu. Kalau sekarang kan agak kalem, tidak ada kepulan abu hanya kepulan putih tebal,” terang Suantika di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pihaknya menjelaskan bahwa adanya tremor non-harmonik secara terus menerus dengan amplitudo tinggi dapat memicu terjadinya letusan besar lantaran suplai magma telah mengisi lobang kawah Gunung Agung.
“Ini dikaitkan dengan pengisian magma di dalam kawah dulu,” tambahnya.
Suantika memaparkan bahwa secara visual abu vulkanik tidak terdeteksi mengepul di atas kawah yang teramati di pos pantau Gunung Agung Desa Rendang maupun di Batu Lompeh.
Meskipun abu vulkanik tidak terdeteksi namun kondisi Gunung Agung masih kritis dan magma telah membanjiri sepertiga kawah gunung.
“Abu memang belum ada tanda-tanda naik lagi tapi yang jelas ini suplai magmanya lebih besar. Perkiraan magma sudah mencapai kurang dari 50 persen dari volume kawah,” tandasnya.
Diketahui, Gunung Agung telah mengeluarkan aktivitas tremor non-harmonik overscale atau di atas amplitudo maksimum 24milimeter pada tanggal 28 November 2017 sejak pukul 13.36 Wita hingga 14.06 Wita, kemudian berlangsung pada tanggal 29 November 2017 pada pukul 17.29 Wita hingga 18.21 Wita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)
