Melansir Antara, Jumat 20 November, GMP Pengendalian Kinerja dan Port Fasility Security Officer (PFSO) Iman Wahyu, mengatakan saat ini pemasangan jaring baru tahap penanaman tiang. Rencananya, jaring penangkal debu itu setinggi 14 meter.
Dia berharap, pada akhir tahun ini bisa dianggarkan sehinga pengerjaan pembuatan jaring bisa dikerjakaan. Selain itu, di area pelabuhan juga akan ditanami berbagai pohon. "Tujuannya jelas, menangkal debu yang diakibatkan oleh bongkar muat," kata dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia menekankan, bahwa pelabuhan Cirebon adalah pelabuhan umum. Sekarang ini, pelabuhan dikenal masyarakat luas menjadi pelabuhan batu bara.
"Kami menekankan untuk masyarakat pelabuhan Cirebon adalah pelabuhan umum, namun kali ini yang paling banyak aktivitas adalah bongkar muat batu bara," imbuhnya.
Pihaknya mengklaim sudah menempuh berbagai cara untuk menangkal debu. Misalnya, wacana packing dan penyemprotan air ketika kapal tongkang berlabuh dan juga pada saat aktivitas bongkar muat batu bara.
Menurutnya, jika masyarakat masih mau menutup pelabuhan ini, pelindo II tidak memasalahkan.
Ihwal penutupan itu, telah lama diembuskan masyarakat. Bahkan, pemerintah setempat telah mengirimkan rekomendasi penutupan pelabuhan ke Jakarta.
Malah Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis menyebut Kementerian Perhubungan telah mengirim sinyal positif soal penutupan. “Benar, Kemenhub sudah datang ke sini menemui saya dan melihat langsung aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan Cirebon,” kata Nasrudin kepada Metrotvnews.com.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)