Foto: Suasana di Kantor Disdukcapil Kota Bandung, Jawa Barat/MTVN_Roni Kurniawan
Foto: Suasana di Kantor Disdukcapil Kota Bandung, Jawa Barat/MTVN_Roni Kurniawan (Roni Kurniawan)

MEA Diprediksi Tambah Jumlah Penduduk Kota Bandung

mea 2015
Roni Kurniawan • 30 Desember 2015 11:56
Meterotvnews.com, Bandung: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung, Jawa Barat, memperkirakan terjadi penambahan penduduk ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diterapkan pada 1 Januari 2016. Sebab, Kota Bandung menjadi salah satu pusat perdagangan di Indonesia yang akan menjadi daya tarik para investor.
 
"Kemungkinan besar akan meningkat, terlebih Bandung menjadi salah satu pusat perdagangan dan para investor akan berdatangan ke sini dan otomatis akan banyak warga pendatang," kata Kepala Disdukcapil Kota Bandung, Popong Nuraeni kepada medcom.id, Rabu (30/12/2015).
 
Namun, ia mengaku akan mempelajari dulu beberapa bidang yang masuk ke dalam MEA tersebut. Lonjakan kepadatan penduduk di Kota Bandung sudah bisa diprediksi terutama warga Malaysia yang disinyalir akan banyak memasuki ibu kota Jawa Barat itu.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Tapi saya belum bisa memastikan berapa persen peningkatannya. Namun yang pasti akan ada peningkatan," tegasnya.
 
Disdukcapil Kota Bandung mengimbau pendatang segera melaporkan ke pengurus rukun tetangga (RT). Pasalnya, mayoritas pendatang enggan melaporkan datanya sehingga banyak warga nonpermanen yang tidak tercatat di Disdukcapil.
 
"Kalau data terakhir ada 120 ribu warga pendatang. Dan kemungkinan akan bertambah. Tapi masih banyak juga yang belum melaporkan. Tahun depan kita akan melakukan pendataan kembali," imbuh dia.
 
Terkait MEA, Nuraeni mengimbau kepada pendatang untuk mempersiapkan diri mengadu nasib di Kota Bandung. "Jadi jangan menggantungkan diri pada orang Bandung. Apalagi tahun depan MEA, tentu harus punya skill dan bekal," kata dia.
 
Disdukcapil Kota Bandung mencatat penduduk Kota Bandung lebih dari 2,3 juta jiwa pada 2015. Data ini sudah dilaporkan ke Kementerian Dalam Negeri.
 
"Setelah dikonsolidasi oleh Kemendagri, data kita itu 2,341,201 jiwa. Itu yang bersihnya. Kalau data kita mencapai 2,7 juta jiwa, tapi itu kotor. Artinya belum dikurangi data warga yang meninggal dunia atau memiliki kartu tanda penduduk (KTP) ganda," pungkas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(TTD)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif