"Menurut saya tidak manusiawi ya, satu kamar 40 orang yang harusnya dihuni 15 orang, mereka tidur berhimpitan. Di sini juga tidak ada tempat ibadah, semua kegiatan hanya mengandalkan satu aula besar yang menampung kurang lebih 100 orang," ungkap Gunawan, saat ditemui di Lapas Paledang, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 25 Juli 2018.
Lapas berdiri di atas lahan seluas 8.185 meter dengan luas bangunan 459 meter. Warga binaan di Lapas Paledang berjumlah 987 orang. Padahal, kapasitas lapas hanya mampu menampung 336 orang saja.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Dari jumlah tersebut, 987 warga binaan menempati empat blok tahanan dengan 28 kamar termasuk mandi-cuci-kakus (MCK) di dalamnya," ujar dia.
Sarana dan prasarana penting bagi warga binaan pun terbatas. Jangankan untuk mengasah keterampilan dan keahlian, kata dia, tempat ibadah pun tidak ada.

Warga binaan tengah beraktivitas. Medcom.id/Rizky Dewantara
Pihaknya membuat peraturan dan kegiatan untuk warga binaan. Seperti senam bersama kepada seluruh warga binaan di pagi hari, kegiatan kerohanian pada siang, dan kamar baru dibuka pada sore hari.
"Jadi pukul 15.00-17.00 WIB kita keluarkan semua warga binaan dari dalam kamar, agar dapat menghirup udara segar dan tidak stres di dalam kamar," kata dia.
Gunawan mengakui lapasnya sangat riskan dari segi keamanan. Lapas Paledang hanya memiliki empat regu keamanan, dengan 10 petugas per regu.
"Dengan sistem sif, 1 regu 10 orang, jadi 1 orang mengawasi 100 warga binaan. Jelas jumlah ini jauh dari kata aman. Total pekerja di Lapas Paledang kurang lebih 102, dengan 40 wanita didalamnya," jelas dia.
Oleh karena itu, dalam memperlakukan warga binaan harus sangat hati-hati, dari personil sudah kalah banyak. Jadi pihaknya melakukan pendekatan yang baik dan keadilan yang merata untuk semua hal.
"Jika kami salah perlakuan kepada warga binaan akan terjadi hal yang buruk dan bahaya bagi kami," akunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)