"Bahkan ada beberapa titik tanah di lahan pertanian di Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung ini ambles sekitar tiga meter," kata tokoh masyarakat Desa Kertaangsana, Aseh Has di Sukabumi, Kamis, 9 Mei 2019.
Dia mengungkap, pergerakan tanah semakin masif. Rumah yang terdampak kini ambles, seluruh pondasi rumah masuk ke dalam tanah. Selain itu, lahan pertanian makin rusak akibat retakan tanah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Aseh mengatakan, seluruh warga desa telah mengungsi karena khawatir perakan tanah makin meluas. Aseh yang juga relawan, memantau aktivitas pergerakan tanah bersama tim SAR gabungan.
"Untuk bantuan darurat bagi pengungsi masih mencukupi karena bantuan tidak datang dari pemerintah saja. Tetapi donatur, perorangan, BUMN dan swasta terus mengalir," imbuhnya.
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman mengatakan, bencana pergerakan tanah tidak bisa ditanggulangi atau dicegah. Karena tanah akan terus bergerak, berbeda dengan bencana tanah longsor.
"Langkah yang bisa dilakukan yaitu mengurangi dampak, yakni mengungsikan seluruh warga di Kampung Gunungbatu ke tempat yang lebih aman," ucapnya.
Tercatat, sebanyak 70 unit rumah rusak berat. Sementara puluhan rumah lainya pun terdampak pergerakan tanah. Tak menutup kemungkinan, rumah terdampak semakin banyak.
"Untuk jumlah pengungsi mencapai 354 jiwa yang mengungsi ke sejumlah titik," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)