Agus mengatakan kondisi itu yang memaksa pemerintah mengimpor garam. Sehingga, kebutuhan garam nasional terpenuhi.
"Jadi jangankan ekspor, kebutuhan dalam negeri saja belum terpenuhi," ujar Agus di Cirebon, Selasa, 20 Maret 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kualitas garam rakyat pun jauh dari standar. Industri membutuhkan garam dengan kandungan Natrium Chlorida (NaCl) minimal 97 persen. Sementara petani menghasilkan garam dengan kandungan NaCl di bawah 97 persen.
"Ada yang pernah mencapai 97 persen, namun hanya sekali panen. Dan panen selanjutnya, kembali anjlok. Hal ini yang tidak bisa diterima oleh para perusahaan," kata Agus.
Lantaran itu, pemerintah mengarahkan garam-garam rakyat untuk konsumsi perusahaan yang tak menggunakan garam mengacu pada standar. Sementara untuk industri yang mengedepankan kualitas, pemerintah mendatangkan garam dari negara lain.
Sebenarnya, lanjut Agus, garam rakyat bisa memenuhi standar industri. Asalkan, pengolahannya dimaksimalkan.
Saat ini, ujar Agus, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengenalkan pembuatan garam dengan sistem geomembran. Agus mengatakan sistem itu bisa meningkatkan kualitas garam petani.
"Kita lagi kenalkan pembuatan garam dengan sistem geomembran," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
