"Para dermawan, seperti Jarum Foundation, Coca Cola Foundation, ada juga perseorangan. Mereka ini para dermawan yang berkumpul dalam Filantropi Indonesia, memiliki dana lebih yang biasa digunakan untuk berbagai kegiatan, salah satunya kegiatan seni dan budaya," kata Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Fadjar Hutomo di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 7 Desember 2017.
Fadjar menuturkan, Bekraf memandang bahwa subsektor seni dan budaya masih belum banyak yang mendukung. Karenanya, Bekraf sangat menyambut baik Filantropi Indonesia selaku pemodal.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Selama ini sektor budaya dan seni butuh dana. Kalau dibilang kurang, ya memang kurang. Jadi, dari sekian banyak dana yang potensial, kami ingin fokus berkegiatan kebudayaan. Tentunya, untuk tindak lanjut ke depan, tinggal pelaku kesenian yang menawarkan program kepada para filantropi ini," jelasnya.
(Baca: Bekraf Gandeng Filantropi Indonesia Promosikan Seni dan Budaya)
Menurut Fadjar, hal ini juga menjadi tantangan bagi para penggiat seni agar memunculkan kesenian dengan pembaharuan terbaik. Sehingga, menarik para filantropis (pemodal).
"Ini jadi tantangannya seni pertunjukan. Kawan-kawan pelaku bisa mencari suatu model seni pertunjukan, sehingga memunculkan sisi bisnis," paparnya.
Terkait dana yang digelontorkan oleh Filantropis Indonesia, Fadjar menuturkan bahwa hal tersebut saat ini baru sebatas komitmen. Namun, pihaknya yakin Filantropis Indonesia telah menyiapkan dana bagi para penggiat seni.
"Menurut informasi dari Filantropis Indonesia, setiap tahunnya mereka memiliki dana sebesar 13 miliar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)