Cece Sudirman, 68, merupakan orang pertama yang menemukan lubang. Sekitar pukul 11.30 WIB, Kamis, 6 September 2018, ia mendengar bunyi gemuruh cukup keras. Arah bunyi di sawah yang berjarak tak jauh dari rumahnya.
"Saat itu, saya sedang di rumah. Saya mendengar gemuruh lalu bergegas ke arah sumber suara," kata Cece, Jumat, 7 September 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kemudian ia menemukan lingkaran di sawahnya. Lingkaran itu terbentuk dari tanah yang ambles.
"Tak ada lubang ke bawah awalnya. Hanya lingkaran dengan diameter sekitar 3 meter," lanjut Cece.
Pada Kamis malam, lingkaran makin luas. Tidak berapa lama, tanah ambles dan lubang pun terbentuk.
"Ternyata di bawah itu ada saluran air," tuturnya.
Informasi itu kemudian menyebar ke warga lain. Warga lalu beramai-ramai mendatangi lubang dan melihat fenomena alam itu.
Cece kemudian memasang pagar di area sekitar lubang. Sebab, kondisi tanah gembur. Ia khawatir warga terperosok ke lubang.
Kepala Desa Sukamaju, Hermawan, mengatakan bukan tanpa sebab amblesnya lahan sawah hingga membentuk lingkaran dan lubang. Dulunya, kata dia, di bawah lahan sawah itu bekas saluran air.
"Mungkin karena dalam jangka waktu lama, saluran air itu tertutupi tanah yang sekarang jadi lahan sawah. Lama-kelamaan air merembes kembali ke bawah hingga terjadi abrasi," terang Hermawan.
Hermawan mengimbau masyarakat bijaksana menyikapi amblesnya lahan sawah tersebut. Artinya, secara logika peristiwa itu bisa terjadi karena ada penyebabnya.
"Di kanan dan kiri areal sawah juga masih terdapat gua. Bisa jadi dulunya tempat persembunyian saat zaman Belanda. Intinya kami meminta agar ini jangan dipolitisasi jadi berita menghebohkan," sebut Hermawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
                                    
                            
								
								
								
								
								
								
								
								
								
								
								
        
            