Mastaufik, petugas keamanan di Sekolah Nasional Satu (Nasa) mengenal HS. Karena, sekolah tempatnya bertugas tersebut berada sekitar 10 meter dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Dirinya kaget melihat wajah HS di pencarian daring. "Jadi sebelum almarhum (kelola) memang HS dulu, HS yang mengelola kontrakan dan warung juga. Jadi almarhum setelah HS,” kata dia di Bekasi, Jumat, 16 November 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
HS sempat tinggal di rumah tersebut sebelum keempat korban. Kepribadian HS sangat berbeda jauh dengan korban.
Baca: Pembunuh Satu Keluarga di Bekasi Ditahan
HS dikenal jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Dia selalu berada di dalam rumah. Tapi HS dan Mastaufik kerap bertegur sapa.
"Kesehariannya enggak kaya almarhum, dia selalu di dalam. Sosialisasinya kurang, paling menyapa ala kadarnya saja. Kalau almarhum baiknya enggak bisa dinilai," ujarnya.

Mastaufik, petugas keamanan Sekolah Nasional Satu (Nassa) yang dekat dengan tempat tempat kejadian perkara pembunuhan satu keluarg di Bekasi, Jawa Barat. Antonio/Medcom.id
HS kini ditahan. Dia mengakui semua perbuatannya saat diperiksa di Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya.
"Status HS sudah tersangka sejak tadi malam," Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Jakarta Selatan, Jumat, 16 November 2018.
Baca: Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi karena Dendam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)