Jembatan sepanjang 2,8 Km itu membentang di pusat kota. Ikon Kota Bandung itu menghubungkan Jalan Pasteur menuju Jalan Surapati.
Ating, 33, warga asal Cibeureum, Kota Bandung, mengaku kerap melintasi jembatan tersebut. Namun belakangan, ia harus mencari jalan lain.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Kalau malam, saya enggak berani lewat situ (Jembatan Pasupati). Mending cari jalan lain saja," kata Ating di Bandung, Rabu, 5 Desember 2018.
Ketakutan Ating bukan tak beralasan. Akhir Agustus 2018, kelompok begal beraksi di sekitar Jembatan Pasupati. Seorang perempuan bernama Shanda menjadi korban.
Baca: Pembegal Mahasiswi di Bandung Ditembak hingga Tewas
Mereka merebut tas milik korban saat Shanda tengah berkendara. Korban jatuh dari motor. Korban mengalami pendarahan dan meninggal. Beberapa hari kemudian, polisi membekuk kedua pelaku. Salah satu pelaku tewas ditembak karena melawan polisi.
Selain itu, kawasan Dago atau Jalan Ir H Djuanda juga rawan tindak kriminal. Ating mengaku pernah mendengar kabar pencurian dengan kekerasan terhadap pengendara sepeda motor pernah terjadi di kawasan yang dikenal sebagai tempat gaul di Kota Kembang.
"Dago juga rawan ya kalau malem, karena dulu pernah dapat info anak mahasiswa dijambret atau dibegal gitu pas pakai motor," sambungnya.
Begitu pula dengan Dea, 25. Penghuni indekos di kawasan Dipatiukur menilai hampir seluruh wilayah di Kota Bandung rawan kriminal. Termasuk, kawasan Tamansari yang lokasinya dekat dengan kampus Institut Teknologi Bandung.
"Di lokasi itu gelap dan sepi. Sehabis salat Isya, saya harus hati-hati lewat lokasi itu. Mending saya hindari jalan lewat sana," ungkap Dea.
Lihat video:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
