Perlintasan sebidang yang bersinggungan langsung dengan jalan raya, menjadi salah satu penyebab terbesar kecelakaan yang melibatkan kereta api. Tujuan agar keselamatan para pengguna jalan, baik penumpang kereta api ataupun pengguna jalan raya, ternyata tidak jarang mendapatkan penolakan oleh warga.
"Ternyata, masih saja terjadi penolakan," ujar Manager Humas Daop 3 Cirebon, Krisbiyantoro, Kamis 21 Desember 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
(Baca: Perlintasan Kereta Liar di Cirebon Bertambah)
PT KAI sudah membangun flyover di atas perlintasan Dermoleng, Brebes, Jawa Tengah. Pembuatan Fly Over tersebut, selain untuk meningkatkan keselamatan, juga untuk mengatasai kemacetan yang sering terjadi di wilayah tersebut. Pembangunan dilakukan pasca terjadinya tragedi Brexit saat mudik dua tahun lalu.
"Kami sudah membuat fly over, tapi masyarakat tetap menginginkan perlintasan sebidang dibuka,” kata Kris.
Pembangunan flyover tidak memakan sedikit biaya. Namun, dengan tetap dibukanya perlintasan sebidang itu, seakan-akan fungsi fly over tidak begitu maksimal. Walaupun pihaknya berulang kali untuk berusaha menutup perlintasan sebidang tersebut, tetap mendapatkan penolakan warga.
Akhirnya PT KAI memberikan kebijakan, hanya membuka 1,5 meter di perlintasan sebidang tersebut untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda. Itupun dengan waktu terbatas, hanya sampai pukul 17.00 WIB.
"Lewat dari waktu tersebut, akan ditutup dengan portal," kata Kris.
(Pengendara: Penutupan Perlintasan KA Bikin Repot)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)