Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Hendra Tarmizi mengatakan, remaja perempuan tersebut memiliki reaksi alergi yang parah.
"Sebenarnya bukan semutnya yang bermasalah, jadi meninggalnya karena shock anafilaksis itu. Jadi sebuah keadaan yang reaksi alergi hebat. Memang korban alergi terhadap sesuatu dan dugaan kuat kita dia alergi terhadap zat yang ada di dalam semut yang mengigit," ujar Hendra, Kamis, 25 April 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Reaksi tersebut tidak terjadi kepada semua orang karena bersifat individual. Karena alergi terhadap zat kimia tertentu dalam semut, efek gigitan yang cuma bisa membuat orang bisa bentol berujung maut bagi Rizku.
Korban di tiga tahun belakangan juga pernah digigit serangga jenis tomcat. Nyawa Rizki berhasil diselamatkan puskesmas setempat walau sempat mengalami syok berat.
"Ini sifatnya individual ya seperti alergi seafood, ada yang sampai bentol-bentol, ada yang cuma gatal di satu tempat saja," jelasnya.
Pihaknya belum bisa memastikan jenis semut apa yang sampai merenggut nyawa Rizki pada Rabu, 24 April 2018. Sebab, jajarannya hanya menerima foto semut yang mengigit korban dari sisi punggung semut, dimana bagian tersebut tidak bisa digunakan untuk mengidentifikasi spesies semut.
"Kebetulan yang foto semutnya itu korban, cuma yang difoto bagian punggung waktu itu. Bukan foto perut, untuk menentukan spesiesnya itu ahli serangga perlu perut jadi kita tidak bisa memastikan, tapi itu semut biasa," paparnya.
Sebelum meninggal, korban sempat mengeluh gatal dan panas di seluruh tubuhnya. Rizki juga menderita sesak nafas akut.
"Kejadian di rumahnya di Rajeg, lalu saat sudah gatal dan panas langsung dibawa ke Puskesmas Sepatan. Kebetulan saya yang datang ke lapangan, itu saya tanya ke bapaknya," katanya seraya menambahkan korban meninggal sebelum diambil tindakan oleh dokter di Puskesmas tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)