"Tapi kita belum dapat memastikan bakteri apa yang menyebabkan pasien terkena gastroenteritus ini," kata Dwi, salah satu dokter Rumah Sakit Bunda Margonda yang menangani korban, Kamis, 18 Oktober 2018.
Tim medis saat ini sudah memeriksa korban keracunan dan akan mengambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium. Pengambilan sampel akan dilakukan setelah kondisi tubuh korban sedikit membaik.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Nanti kita lihat bakteri apa. Kecurigaan infeksi bakteri atau penyebab lain,” jelasnya.
Tidak tertutup kemungkinan siswa yang keracunan terpapar bakteri Escherichia coli (E-coli) yang menyebabkan siswa diare. Oleh Lagi-lagi Dwi belum bisa berbicara banyak karena tim medis masih menunggu hasil uji laboratorium Dinas Kesehatan Kota Depok.
Sempat ada dugaan korban keracunan terpapar air yang tercemar septic tank. Orang tua korban sempat mengakui seluruh siswa sekolah menderita sakit yang sama ke tim medis yang bertugas.
Ketua Yayasan SDIT Pondok Duta Usman Rizal mengatakan, Dinas Kesehatan Depok menginvestigasi ke sekolah untuk mengambil sampel air minum galon, air kamar mandi, air WC, dan air wudu yang baru diperbaiki.
"Sampel yang baru untuk dibandingkan dengan air yang lama yang sudah tercemar. Informasi dari Dinkes akan ambil sampel kotoran siswa yang terkena diare juga," ucap Rizal.
Rizal juga menduga sumber air lama yang menjadi penyebab siswanya keracunan. Sebab, sumber air tersebut hanya berjarak tujuh meter dari septic tank.
"Namun, tidak tertutup kemungkinanan karena sedang musim kemarau sehingga kualitas air tanahnya buruk,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)