"Sekolah favorit itu beda, biasannya standar sekolahnya lebih berkualitas. Tenaga pengajar, fasilitas sekolah, sarana-prasarananya, siswanya juga biasa pintar-pintar," ucap seorang warga, Taufik, di SMAN 28 Cisauk, Kabupaten Tangerang, Baten, Selasa, 18 Juni 2019.
Taufik yang merupakan warga Suradita, Kecamatan Cisauk, yakin putrinya bisa diterima di SMAN 28 Cisauk yang merupakan sekolah unggulan. Dia mengungkap putrinya memperoleh nilai Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SHKUN) 26 sehingga yakin bisa lolos.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Di SMP dia dapat SMP favorit, nilai-nilainya bagus. Di atas rata-rata siswa lain," ungkapnya.
Sihabudin, warga Perumahan Serpong Garden, Suradita, Cisauk, ini mengaku sangat ingin menyekolahkan putranya di sekolah favorit SMAN 28 Cisauk. Dia yakin anaknya bisa diterima di sekolah itu.
"Rumah ke sekolah juga dekat. Kalau nilai (SKHUN) anak saya biasa saja, cuma 18," ungkapnya.
Baca: Siswa Berprestasi Jengkel Harus Bersaing karena Zonasi
Sihabudin menilai sitem zonasi yang diterapkan pemerintah memberi keadilan pemerataan kualitas pendidikan. Seluruh siswa bisa memperoleh akses pendidikan yang baik.
"Kalau secara pribadi anak saya diuntungkan, tapi sebenarnya juga kasihan yang pintar-pintar, jadi motivasi belajarnya berkurang nanti," kata dia.
Dia berharap pemerintah menyediakan banyak sekolah negeri bila tetap menerapkan sistem zonasi. Jumlah sekolah masih terbatas di setiap wilayah.
"Sebenarnya yang merepotkan dari zonasi itu karena terbatasnya sekolah. Seperti di Cisauk ini, SMA negeri cuma satu. Sementara warga di Cisauk saja berapa, ini yang mestinya Pemerintah persiapkan," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)