"Sebelumnya hanya Rp50 ribu per kilogram. Tapi tiga hari sebelum memasuki puasa. Harganya langsung melonjak mencapai Rp80 ribu per kilogram," kata Anwar, 55, pedagang sayuran di PIC Pasirhayam, Selasa 7 Mei 2019.
Terus melonjaknya harga bawang putih sekarang, kata Anwar lebih dipicu minimnya persediaan. Anwar mengaku biasanya mendapatkan bawang merah dari Pasar Caringin, Bandung.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Barangnya ada sih, cuma enggak begitu banyak. Ini (bawang putih) kan semuanya impor dari Tiongkok. Dari pasokan kita juga ada, cuma ukurannya kecil-kecil. Disebutnya bawang putih kating. Kurang begitu laku di pasaran," ucap Anwar.
Ia belum bisa memprediksi potensi bakal terus naiknya harga bawang putih ke depan. Karena itu, ia tidak mau berspekulasi membeli bawang putih dalam jumlah banyak.
"Enggak mau banyak-banyak ah. Takutnya sekarang beli banyak, terus besok atau lusa harganya turun drastis, tentu saya yang rugi. Makanya, sekarang beli seperlunya saja. Paling saya sehari habis 20 kilogram," tuturnya.
Ia tak memungkiri bawang putih masih banyak dicari konsumen. Mereka pun cukup mengerti dengan kondisi naiknya harga bawang putih sekarang.
"Mungkin karena kebutuhan, meskipun harganya mahal, tetapi tetap saja banyak yang membeli. Apalagi mereka juga tahu, harga mahal ini bukan hanya di Cianjur, hampir di seluruh Indonesia. Kalau kami para pedagang, inginnya harga turun lagi. Normal lah," tegasnya.
Kepala UPT PIC Pasirhayam, Asep Kusmiadi, mengatakan secara umum harga berbagai komoditas kebutuhan masyarakat memasuki hari kedua Ramadan masih terbilang stabil. Namun harga komoditas bawang putih belum stabil.
"Harganya sekarang masih di kisaran Rp70 ribu sampai Rp80 ribu. Padahal pada pertengahan bulan lalu harganya masih di bawah Rp50 ribu," terang Asep.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)