"Sekitar 100 pasien setiap hari mengantre berobat di Poli Paru tiap harinya. Maka dari itu, kami butuh gedung khusus bagi para pasien," kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD Kota Bekasi Sudirman, Kamis, 28 Desember 2017.
Sudirman menjelaskan, penderita penyakit paru harus segera mendapatkan pertolongan. Bila tidak, penyakit tersebut akan bertambah parah.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bahkan, ruang isolasi bagi pasien khusus penderita paru harus dibedakan. Sebab, penyakit yang menyebar lewat udara tersebut bisa membahayakan pasien lain.
Di gedung khusus penanganan penyakit paru, kata Sudirman, pasien akan mendapatkan beberapa layanan medis serba cepat. Di antaranya pelayanan bronkoskopi, poliklinik khusus alergi asma, poliklinik berhenti merokok, dan pelayanan pasien tuberkulosis paru multi drug resisten (MDR).
"Penderita penyakit paru harus steril sebab penularannya amat cepat melalui udara," kata Sudirman.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Kusnanto Saidi menambahkan, setiap tahun angka suspect penyakit tuberkulosis (Tb) paru memang cukup tinggi. Pada 2014 suspect penyakit TB tercatat 9.204 pasien, 2015 sebanyak 12.831 pasien, dan pada 2016 ada 11.960 pasien.
"Temuan pasien Tb di Kota Bekasi cukup tinggi. Namun, dari 2015 ke 2016 temuan suspect penyakit itu menurun," jelas dia.
Kusnanto menjelaskan, progres penyembuhan penderita penyakin Tb cukup baik. Pada 2014, penyembuhan pasien penyakit Tb sebesar 77,5 persen dari target kesembuhan 85 persen.
Pada 2015, penyembuhannya 74 persen. Sedangkan, pada 2016 angka penyembuhan 84 persen dari target 85 persen.
"Meski suspect kasus TB cukup banyak, tapi progres penyembuhannya pun cukup baik," kata Kusnanto.
Saat ini, kata Kusnanto, Pemerintah Kota Bekasi tengah membangun RS khusus paru berbiaya Rp70 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)