"Tidak semua masyarakat di dunia diberikan kesempatan label negara. Nikmat Allah ini mahal, maka saya titip Jawa Barat harus seperti pagi ini, aman, kondusif dan damai di hati sejak di pikiran," kata Emil, di Lapangan Gasibu, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu, 5 Juni 2019.
Dalam sambutannya, dia menyampaikan setiap manusia perlu untuk menjaga hati dan lisan dengan damai. Pasalnya, bila hati telah damai makan perbuatan yang dilakukan juga ikut damai.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sebaliknya, jika masyarakat menebar kebencian maka akan datang kerusuhan. Sehingga bisa mengakibatkan perang dan mengancam kedaulatan negara.
"Allah menunjukkan ada negara Afghanistan 40 tahun perang tidak selesai padahal suku bangsa hanya 6 atau 7. Negeri Suriah dulu damai sampai hari ini berperang dengan alasan masing-masing. Allah menunjukkan ada negara dari perang akan bubar jalan," jelas Emil.
Dia menyebutkan, perbedaan yang ada dalam suatu bangsa tidak perlu disikapi berlebihan. Menurutnya, saat ini masyarakat perlu memperbanyak persamaan.
"Kita beda partai politik, tapi rukun imannya sama. Kita beda pilpresnya, tapi syahadat kita sama. Jadi kalau mau dicari perbedaan, daftar perbedaan banyak dan selalu ingin menjaga jarak. Tapi kalau mencari persamaan, insyaallah kita bisa menegakkan dan menjaga nikmat Allah berbangsa dan bernegara," jelasnya.
Emil mengaku turut prihatin atas insiden bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Emil mengajak warga Jabar untuk tidak khawatir karena aparat pengamanan selalu bersiaga.
"Bom bunuh diri di Sukoharjo tidak membuat kita khawatir. Karena kondusivitas Jawa Barat terjaga. Maka dari itu, saya ucapkan terima kasih kepada aparat keamanan yang bertugas dari Ramadhan hingga sampai saat ini untuk memastikan kondusivitas aman dan lancar," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LDS)
