Kama, 60, petani Desa Panguragan Wetan mengatakan, jebolnya tanggul karena tidak bisa menampung debit air yang tinggi. Menurutnya, hujan besar sempat mengguyur desanya, sebelum tanggul mengalami jebol.
"Jebolnya, sekitar 15 meteran," ujar Kama di Cirebon, Kamis 3 Januari 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Jebolnya tanggul ini juga, dikeluhkan oleh para petani, karena menurut Kama, sawah para petani menjadi rusak akibat jebolnya tanggul tersebut. Kama menyebutkan, sejumlah tanah, batu dan kayu, menutupi sawah yang terendam banjir.
"Jadi pada rusak sawahnya, karena kena material yang dibawa banjir," ujarnya.
Selain berimbas kepada sawah, jebolnya tanggul tersebut juga, berimbas kepada aktivitas para petani. Hal tersebut dikarenakan, tanggul yang jebol merupakan akses yang biasa digunakan oleh para petani untuk menuju sawah.
"Saya berharap segera diperbaiki," ujar Kama.
Saat ini, sejumlah anggota kepolisian dari Polres Cirebon, sedang berusaha untuk membendung tanggul dengan menggunakan karung pasir. Namun hal tersebut cukup terkendala, karena hujan yang masih terus mengguyur wilayah tersebut.
Kecamatan Panguragan juga beberapa hari lalu, sempat dilanda angin puting beliung, yang mengakibatkan 165 rumah rusak dan satu balita meninggal dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(ALB)