Heni, warga Perumahan Cipunten Agung, Labuan, mengaku mengalami sesak dan gatal-gatal. Ia mengaku warga yang tinggal di pengungsian juga mengalami hal tersebut.
"Kemungkinan karena lingkungan tidak bersih dan banjir belum surut," ungkap Heni di Labuan, Jumat, 4 Januari 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tiga hari lalu, Sungai Cipunten meluap. Banjir mencapai ketinggian hingga atap rumah.
Warga mengungsi ke beberapa posko. Di posko, mereka mendapat bantuan logistik dan kesehatan.
"Tapi kami berharap banjir segera surut, jadi kami bisa pulang," harap Heni.
Keluhan serupa disampaikan Bayi, 55. Sebenarnya, setelah tsunami menerjang, Bayi sempat pulang ke rumahnya. Tapi ia kembali ke pengungsian karena banjir merendam.
Sementara itu, Nining, seorang bidan Puskesmas Labuan mengatakan saat ini penyakit yang dialami masyarakat di pengungsian tidak menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
Mereka para penderita penyakit ISPA dan gatal-gatal bisa dilayani di pos-pos kesehatan baik milik relawan maupun Puskesmas setempat.
"Saya kira penyakit itu akibat kondisi lingkungan kurang sehat setelah dilanda banjir dan tinggal di pengungsian," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)