Seperti yang terlihat di salah satu gudang garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon. Di gudang tersebut, masih terlihat tumpukan karung stok garam hasil panen tahun lalu.
Tumpukan garam juga terlihat disepanjang jalan masuk Desa Rawaurip. Masih banyaknya garam milik petani ini, dikarenakan sulitnya menjual garam. Sedangkan, petani garam di wilayah tersebut sudah mulai kembali memanen garam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bunyamin, salah satu pekerja di salah satu gudang garam mengatakan bosnya terpaksa menjual garam stok panen tahun lalu dengan harga yang lebih murah. Saat ini, harga garam stok dari gudang dihargai mulai dari Rp500-Rp700 perkilogram.
"Padahal saat beli waktu panen kemarin, harganya mencapai Rp1.000 lebih," ungkap Bunyamin di lokasi, Kamis, 4 Juli 2019.
Menurut Bunyamin, pemilik gudang terpaksa menjual harga garamnya dengan murah karena dikhawatirkan harga garam akan terus anjlok. Apalagi, sebentar lagi petani garam di daerah tersebut akan mengalami panen raya.
"Daripada lebih anjlok, jadinya lebih baik dijual," ungkap Bunyamin.
Hal serupa dikatakan Wadi. Ia menuturkan, bahwa gudang milik bosnya masih menyimpan garam stok tahun lalu cukup banyak. Sehingga garam tersebut terpaksa dijual untuk mencegah kerugian yang lebih besar.
Wadi mengatakan saat ini baru sekitar 25 persen petani di Desa Rawaurip yang sudah memanen hasil garamnya. Walaupun baru 25 persen, namun harga garam milik petani sudah anjlok hingga ke harga Rp 300-Rp 350 perkilogramnya. Ia khawatir harga garam akan lebih anjlok jika semua petani sudah mulai panen.
"Sekarang saja harganya sudah anjlok, gimana nanti kalau panen raya," ungkap Wadi.
Wadi berharap, pemerintah untuk segera mencarikan solusi untuk bisa kembali menaikkan harga garam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(DEN)