Anak Adang, Yoga Permana, 27, mengaku menerima kabar duka itu dari Crisis Center Arab Saudi pada pukul 6 WIB.
"Semalam kami menelpon Crisis Center Arab Saudi tapi belum memberikan jawaban mengenai nama-nama korban runtuhan crane di Masjidil Haram. Ibu kami yang juga berada di sana, belum memperoleh kepastian," kata Yoga Permana kepada wartawan di kediamannya di Jalan Babakan H Tamim, Kelurahan Padasuka, Bandung Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/9/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Anak pertama Adang, ini mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan ayahnya via ponsel sehari sebelum insiden terjadi. Dalam percakapan terakhir itu, Adang sempat meminta Yoga menjemput sepulang dari Tanah Suci yang dijadwalkan pada 5 Oktober 2015 mendatang.
"Saat itu bapak mengabarkan akan menunaikan salat subuh. Lewat SMS (pesan singkat) itu terakhir kali saya berhubungan dengan bapak sebelum kejadian," ujar dia.
Yoga dan keluarga pun resah mendengar kabar jatuhnya crane di Masjidil Haram, Mekkah, 11 September 2015, itu. Guna memastikan kabar duka itu, Yoga memantau laman website haji.kemenag.go.id.
"Di sana, Ibu kami bersama Daker dan Kemenag terus mencari keberadaan Ayah. Setelah mereka tiba di salah satu rumah sakit, ibu tidak diperbolehkan masuk. Ibu pun kembali ke hotel. Setelah itu, baru kami mendapatkan kabar lewat telepon dari Crisis Center bahwa ayah telah wafat," imbuh dia.
Adang Joppy Lili, 58, pemilik paspor benomor B1197332, kloter JKS-016, menambah daftar calon haji asal Indonesia yang wafat dalam insiden crane jatuh di Masjidil Haram, Mekkah. Adang berangkat menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama istrinya Herma Sarimaya, 48, pada kelompok terbang embarkasi Bekasi itu, 27 Agustus 2015 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(TTD)