Pertemuan warga dengan manajemen pengelola tol, manajemen Semesta Marga Raya (SMR) dengan warga (Metrotvnews.com/Ahmad Rofahan)
Pertemuan warga dengan manajemen pengelola tol, manajemen Semesta Marga Raya (SMR) dengan warga (Metrotvnews.com/Ahmad Rofahan) (Ahmad Rofahan)

Warga Kembali Ancam Menduduki Tol Kanci-Pejagan

pascabanjir
Ahmad Rofahan • 27 Februari 2017 15:31
medcom.id, Cirebon: Ratusan warga Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon kembali mengancam menduduki tol Tol Kanci-Pejagan. Hal itu lantaran pengelola tol manajemen Semesta Marga Raya (SMR) tak bisa merealiasasikan tuntutan warga, terkait perbaikan fasilitas yang berada diwilayah Tol.
 
Mae Azhar, Koordinator dalam aksi mengatakan, banyak hal yang tidak diperhatikan oleh pihak SMR. Tidak maksimalnya drainase yang ada menjadi tuntutan warga agar SMR membenahi permasalahan itu. Pihak SMR juga tidak memasang lampu diterowongan tol, minimnya jembatan penyebrangan menyulitkan masyarakat Desa Japura Bakti dan sekitarnya untuk beraktivitas melintasi jalan tol.
 
"Banyak yang telah diabaikan oleh pihak manajemen. Namun permasalahan banjir merupakan yang paling krusial,” kata Azhar di Cirebon, Senin 27 Februari 2017.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Perwakilan massa akhirnya diizinkan untuk melakukan dialog dengan pihak manajeman. Dalam kesempatan tersebut, Pihak SMR mengaku sudah berupaya secara maksimal untuk bisa mengatasi keluhan masyarakat. 
 
Bencana banjir besar yang terjadi kemarin, dianggap oleh pihak manajemen bukan 100 persen merupakan kesalahan dari pihak jalan tol. Walaupun begitu, pihak MRS sudah menerjunkan ekskavator untuk menormalisasi saluran air di wilayah tol.
 
“Kemarin memang hujannya besar, bukan semuanya karena kita. Namun, kita sudah terjunkan ekskavator untuk normalisasi saluran tersebut,” kata Erwan, Bidang Pemeliharaan PT Semesta Marga Raya.
 
Warga Kembali Ancam Menduduki Tol Kanci-Pejagan
Polisi mengadang warga yang hendak memblokir Jalan tol Kanci-Pejagan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin, 27 Februari 2017. (Metrotvnews.com/Ahmad Rofahan)
 
Terkait permintaan masyarakat untuk merealisasikan pembuatan secara permanen saluran air, pihaknya sudah siap merealisasikan sepanjang 100 meter pada bulan maret ini. Erwan menyebutkan, pihaknya tidak bisa melakukan secara langsung namun bertahap.
 
“ Kalau secara langsung tidak bisa, paling bertahap,” kata Erwan.
 
Menanggapi jawaban dari PT SMR, masyarakat mengaku tidak puas. Massa tetap meminta kepada PT SMR untuk membuat saluran air yang meilntasi wilayah desanya. Kalau masih tidak direalisasikan, massa ancam akan melakukan aksi serupa.
 
“Kalau tidak bisa direalisasikan, kita akan aksi lagi. Masyarakat sudah banyak berkorban karena masalah ini,” kata Dwi salah satu pendemo.
 
Massa akhirnya membubarkan diri, dengan kawalan dari pihak kepolisian.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(ALB)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif