Kepala SMPN 1 Suranenggala, Andriati, tak menampik kelima murid tersebut adalah siswa didiknya. Ia menuturkan, peristiwa pengeroyokan terjadi pada 29 Maret 2017 di Bendungan Karet Desa Bedulan Kabupaten Cirebon.
Pengeroyokan bermula adanya kecurigaan para pelaku kepada korban, yang dianggap sudah membelot dari kelompoknya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Korban, RO, dianggap berhianat, sampai akhirnya terjadi penganiayaan. Antara korban dan pelaku, sebenarnya teman baik,” kata Andriati di Cirebon, Rabu 5 April 2017.
Baca: Video Penganiayaan Pelajar SMP di Cirebon jadi Viral
Dalam video berdurasi 2 menit 12 detik tersebut, terlihat RO dianiaya oleh sejumlah pelaku dengan membabi buta. Sejumlah anggota tubuh RO, terutama kepala, menjadi sasaran. Video ini akhirnya menjadi viral, setelah satu pelaku, yaitu BM, mengunggahnya ke media sosial.
“Imbasnya, sekolah kami juga mendapatkan pandangan negatif dari masyarakat,” kata Andriati.
Sementara itu, bagian kesiswaan SMPN 1 Suranenggala, Didin Mauludin mengatakan, pihaknya mempertimbangkan untuk memberikan sanksi kepada lima pelaku penganiayaan tersebut. Namun, menurutnya, sanksi itu tidak bisa diberikan saat ini. Karena, kelimanya akan menghadapi ujian nasional.
“Mereka semua kelas IX, jadi sedang menghadapi ujian nasional,” kata Didin.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, pihak sekolah sudah memanggil seluruh siswa dan orang tuanya. Pihak sekolah juga meminta kepada para orang tua, untuk memberikan perhatian khusus kepada putranya tersebut, apalagi saat ini menjelang ujian nasional.
“Kami sudah panggil orang tuanya untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Didin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SAN)
