“Terus terang, saya juga merinding dengan jumlah pemain angklung sebanyak itu dan ini akan menjadi bahan perbincangan di arena Peringatan KAA ke-60,” kata Menteri Pariwisata, Arief Yahya, dalam rilis yang diterima Media Indonesia, Kamis (23/4/2015).
Sebelumnya, Guinness World of Record pernah mencatat rekor bermain angklung kolosal di Beijing, Tiongkok. Kala itu Kedutaan Besar RI di Beijing bersama Perhimpunan Persahabatan Indonesia Tiongkok (PPIT) mencatatkan 5.393 pemain angklung di Stadion Buruh Beijing. UNESCO menilai angklung memenuhi kriteria sebagai warisan budaya bukan benda yang diakui dunia internasional.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Karena itu, menampilkan angklung di pentas internasional sebagai side event-nya Peringatan KAA sudah pas. Ada kekuatan budaya yang bisa ditampilkan di saat banyak orang asing yang berkunjung ke Bandung,” jelas Arief.
Menurut dia, angklung sering dipromosikan dan dibawa oleh delegasi Indonesia dalam berbagai ajang pameran di banyak negara. “Pemecahan rekor dunia ini semakin memperkokoh potensi dan keunikan budaya kita dalam peta pariwisata dunia,” ujar dia.
Bagi Menteri Pariwisata, di manapun juga, dalam jumlah berapapun juga, pentas musik etnik angklung itu harus diapresiasi. Mereka turut mempopulerkan karya budaya asli Indonesia yang telah lama mengakar kuat.
“Begitu mendengar istilah angklung, melihat bambu pembuat angklung, mendengar suara musik berbasis bambu, yang ada di pikiran orang langsung ke Indonesia. Ini sama dengan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(BOB)