Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, sejumlah alternatif telah disiapkan Pemkot Bandung. TNI-Polri, satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dikoordinasikan untuk menyediakan angkutan bagi masyarakat yang hendak beraktivitas.
"Pada warta, tong hariwang (jangan khawatir). Karena termasuk mobil plat merah itu ratusan saya kerahkan supaya selama kejadian kita harus empati. Camat jadi supir, lurah jadi supir juga nanti," kata Emil di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat 6 Oktober 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Emil pun mengajak warga tetap beraktivitas seperti biasa. Para sopir yang menggelar aksi pun dipersilakan untuk menyampaikan aspirasinya.
Unjuk rasa sopir dan penyedia angkutan konvensional bukan pertama kali. Pada Februari 2017, aksi penolakan transportasi berbasis aplikasi online juga penah terjadi.
Namun, Emil menganggap bisnis konvensional dan bisnis digital harus berdamai. Pemerintah pastinya akan mencari kebijakan yang beri keuntungan bagi kedua pihak.
"Selalu ya dalam peradaban ekonomi ini harus mencari keseimbangan baru. Ini kita bisnis konvensional sedang mencoba berdinamika dengan bisnis teknologi," urai Emil.
Pemkot Bandung mengajak warga untuk turut membantu warga lagin selama aksi mogok massal angkot berlangsung. Salah satunya dengan memberikan tumpangan ke pelajar dan pekerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)
