Spanduk penolakan LGBT di Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat. (Metrotvnews.com/Octavianus Dwi Sutrisno)
Spanduk penolakan LGBT di Bandung Kulon, Kota Bandung, Jawa Barat. (Metrotvnews.com/Octavianus Dwi Sutrisno) (Octavianus Dwi Sutrisno)

Lesbi dan Homo Dilarang Masuk Wilayah Kami

kontroversi lgbt
Octavianus Dwi Sutrisno • 27 Januari 2016 18:49
medcom.id, Bandung: Sebuah spanduk berisi penolakan terhadap kalangan penyuka sesama jenis terpampang di Jalan Gempol Asri, Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung. 
 
Pantauan Metrotvnews.com, spanduk berukuran 3 x 1 meter itu bertuliskan "Lesbi & Homo Dilarang Masuk ke Wilayah Kami...!!!" Pada sisi depan, tertera identitas organisasi yang mengatasnamakan DPC Front Pembela Islam (FPI) Bandung Kulon dan DPC Laskar Pembela Islam (LPI) Cigondewah Kaler.
 
Menanggapi hal ini, Tubagus Abbas Murodi selaku Koordinator Keorganisasian DPC FPI Bandung Kulon tidak membantah. Namun, dia bilang, kalau spanduk dipasang warga Batu Rengat.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Pemasangan sepengetahuan kami. Sudah ada di situ sejak tiga bulan lalu," ungkap Abbas kepada wartawan di Sekretariat DPC FPI Bandung Kulon, Jalan Gempol Sari, Kota Bandung, Rabu (27/1/2016).
 
Menurutnya, spanduk tersebut tidak ada kaitannya dengan munculnya isu LGBT (Lesbian, Gay, Bisexsual, Transexsual). Dirinya menerangkan, spanduk dipasang lantaran warga Batu Rengat resah. Gara-garanya, ada beberapa perempuan diduga penyuka sesama jenis, yang mengontrak di sekitar wilayah tersebut.
 
"Tiga bulan lalu, warga Batu Rengat sempat memergoki lima perempuan diduga lesbi dalam satu kamar di indekos. Ada warga punya bukti foto. Mereka pesta miras, bahkan ada salah satu perempuan kondisinya telanjang. Kemungkinan mereka melakukan tindakan asusila," bebernya.
 
Sewaktu memergoki kelima wanita muda ini, menurut Abbas, warga tidak bertindak anarkis. Kelima perempuan yang berada di kamar indekos tersebut juga mengaku lesbi.
 
"Warga memberikan informasi kepada kami, dari pihak kami memberikan pembinaan spiritual berupa nasehat kepada sejumlah perempuan ini," jelasnya.
 
Selanjutnya, kelima wanita muda ini akhirnya mengakui kesalahan dan pergi dari lokasi indekost. "Kami dan warga tidak mengusir," terangnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(SAN)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif