"Sudah seharusnya pemberitaan disampaikan berimbang dan bermanfaat," kata Aher di Bandung, Kamis 9 Februari 2017.
Menurut Aher, masyarakat harus bisa mendapatkan informasi yang valid. Sehingga penyajian berita itu merupakan tugas utama dari insan pers.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Peringatan HPN pun berlangsung di Solo, Jawa Tengah. Kemarin, Rabu 8 Februari 2017, sejumlah orang berkumpul di Plaza Manahan Solo. Mereka membawa sejumlah poster.
"Awas Berita Hoax Perusak Persatuan dan Kesatuan Bangsa." Demikian tulisan pada sebuah poster.
Ada pula poster yang tertulis: Ikuti Berita dari Ahlinya.
Mantan anggota Detasemen Polisi Militer (Denpom) IV/ Surakarta, Purn TNI Kopral Kepala Partika Subagyo Lelono, turut dalam aksi. Ia menggendong seorang wartawan senior. Lalu ia berjungkir balik dan menceburkan diri di kolam Plaza Manahan.
Dalam aksi tersebut, Partika Subagyo berpesan agar masyarakat menyadari pentingnya kehadiran para pekerja pers. “Sehingga seharusnya masyarakat tidak membaca berita-berita hoax yang bersumber dari situs abal-abal. Bacalah berita dari ahli penulis berita, ya teman-teman pers ini,” ungkap dia, Rabu, 8 Februari 2017.
Salah seorang wartawan senior di Kota Solo yang bergabung dalam aksi, Tok Suwarto, 65 membagi pengalaman menjadi jurnalis selama puluhan tahun. Ia memulai karier sebagai seorang wartawan pada 1975.
Sejak pertama kali memasuki dunia jurnalis, Tok berkomitmen untuk mendedikasikan dirinya secara total pada profesi ini. “Saya tidak berpikir bayaran atau kedudukan. Saya tidak mau melacurkan pofesi saya,” paparnya.
Sebagai jurnalis senior yang telah melewati banyak era, Tok berpesan bahwa kerja jurnalis diikat dengan kode etik jurnalistik. “Itulah yang harus menjadi pegangan bagi insan pers dalam mengolah suatu berita. Seorang wartawan bukan hanya dituntut mempunyai kemampuan tapi juga hati nurani,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)