"Kota cerdas merubah yang lambat menjadi cepat, tertutup menjadi terbuka dan yang ribet menjadi mudah, sehingga saya mendukung adanya smart city ini," tutur wali kota yang akrab disapa Kang Emil dalam diskusi publik Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Kota Cerdas: Mengurus Transportasi Daerah di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2015) malam.
Rovolusi mobilitas publik khususnya di Kota Bandung sejalan dengan perubahan menjadi kota cerdas. Emil mengatakan saat pihaknya tengah berbenah diri dengan mengembangkan master plan yang bernama Bandung Urban Mobility Project. Salah satu contohnya yaitu dengan memunculkan kembali budaya jalan kaki di Bandung.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya pasca KAA, dari rumah ke Balai Kota sekarang jalan kaki, karena pedestriannya nyaman yang dulu tidak bisa saya lakukan. Akibatnya sopir saya enak, tidak pernah antar wali kota-nya ke kantor pulanggnya juga gitu. Di Bandung saya coba kembangkan urban mobilitas" tuturnya.
Emil menuturkan ketika revolusi mobilitas terjadi munculah berbagai macam sisi kemanusiaan. "Saya bisa berinteraksi dengan masyarakat, bisa ngobrol dulu, selfie dulu. Hal itu hadir ketika mobilitas hadir. Sementara, transportasi hanya mewadahi mobilitas itu, yaitu dengan sepeda dan variasi lainnya" jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(OJE)