"Truk pembawa soal dari PT Pos akan bersegel. Sehingga, yang berhak membuka segel hanya pihak berwenang. Bahkan, polisi akan mengawal soal hingga pelaksanaan UN selesai," kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 23 Maret 2017.
Hadadi menjelaskan, soal dari percetakan akan dikirim ke kabupaten/kota atau Balai Dinas Pendidikan Provinsi Jabar.Selanjutnya, soal dikirim ke titik-titik sekolah yang ditunjuk oleh Ketua Musyawarah Keluarga Kepala Sekolah (MKKS). Dari sana, soal diambil masing-masing sekolah penyelenggara UN dengan pengawalan polisi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya jamin, pendistribusian akan aman karena terus dalam pengawalan Kepolisian. Insha Allah akan tepat waktu dan terus lakukan kordinasi dengan MKKS," ujar Hadadi
Bagi sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Hadadi mengklaim sudah siap. Kebutuhan komputer dan jaringan internet sudah memadai. Bahkan, sudah disiapkan antisipasi jika tiba-tiba listrik padam.
"Artinya, sekolah sudah mendukung program pemerintah untuk memajukan kualitas pendidikan," lanjut Hadadi.
Hadadi berharap, sekolah yang tahun ini masih menyelenggarakan UN menggunakan kertas, tahun depan bisa segera memenuhi persyaratan menggelar UNBK. Pemerintah pusat akan memberikan lima komputer untuk setiap sekolah.
"Pendidikan akan kita dorong terus untuk menuju Jabar Cyber Province. Saya targetkan, pada 2018 UNBK bisa mencapai 100 persen. Sehingga, semua penunjang sampai ke pelosok desa," tutur Hadadi.
Tahun ini, sebanyak 441 SMA Negeri di Jabar sudah melaksanakan UNBK. Sedangkan, SMK swasta sebanyak 817, MA swasta sebanyak 232, MA negeri 56. Sementara UN menggunakan kertas di seluruh Jabar ada 881 sekolah SMA/SMK dan sederajat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)
