Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berharap aplikasi berbasis telepon pintar itu bisa membuat tukang ojek pangkalan bisa melayani masyarakat sesuai jangkauan daerah layanannya.
"Software dan aplikasinya bernama Akod (aplikasi ojek daerah). Dalam bahasa sunda artinya 'memangku'," ujar pria yang akrab disapa Emil saat ditemui di Jalan Banteng, Kota Bandung, Selasa (3/11/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Emil mengatakan sistem kerja aplikasi Akod berbeda dengan aplikasi Go-Jek. Aplikasi tersebut lebih menitikberatkan pada pengaturan tukang ojek dalam mengangkut penumpang agar lebih tertib.
"Sistemnya itu nanti dipakai hanya untuk koordinator ojeknya. Jadi, mereka menerima pesanan online lalu menugaskan tukang ojek sesuai antrean, karena kultur ojek pangkalan kan beda," kata dia. Selain itu, Akod juga akan mempertimbangkan jarak untuk menentukan tarif.
Rencananya, aplikasi Akod akan diujicobakan pada Desember 2016 dan akan disosialisasikan ke para ojek pangkalan yang ada di Kota Bandung.
"Yang akan kita atur adalah besaran rupiah per kilometernya. Harganya masih dikaji. Pertengahan Desember prototipenya akan dites di empat lokasi dari 100 titik pangkalan ojek di Bandung. Sosialisasinya minggu depan," kata Emil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)