"Jangan suka membandingkan saya dengan Pak Ahok," tulis Emil dalam akun facebooknya, Jumat (2/10/2015) malam.
Emil khawatir bila perbandingan itu malah berujung keburukan. Sementara manusia, tulis Emil, gudangnya khilaf. Kondisi itu juga terjadi pada dirinya, Ahok, dan pemimpin lain. Emil pun mengajak masyarakat untuk membudayakan hal positif.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sesuai hadis, bicaralah yang baik atau diam," lanjut suami Alia Praratya itu.
Pria yang lahir pada 4 Oktober 1971 itu meminta segenap pihak tak memanas-manasi isu dirinya melaju ke DKI 1. Sebaliknya, pria berkaca mata itu mengaku tenang-tenang saja menghadapi isu tersebut. Malah, ia ingin kembali menjadi warga biasa, meninggalkan dunia birokrasi, dan melanjutkan passionnya di dunia arsitektur.
"Selesai wali kota ini, setengah mimpi saya adalah kembali menjadi warga, sebagai arsitek lagi. Setengah mimpi lagi saya belum tahu dan belum mau pikirkan," ungkap bapak dua anak itu.
Tapi untuk kali ini, kata Emil, ia tengah fokus menyelesaikan amanat sebagai Wali Kota Bandung. Ia masih harus mengerjakan banyak hal untuk Kota Bandung.
"Bantu saya untuk membantu Anda, dengan selalu menebarkan positive thinking dan semangat optimisme di media sosial ini," pinta lulusan Institut Teknologi Bandung dan peraih gelar Master dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)