Nasarudin, warga Kecamatan Purwasari, Karawang, mengaku beberapa polisi mendatangi istrinya kemarin malam, sekira pukul 23.00 WIB. Mereka menunjukkan foto seseorang bernama Sugito kepada sang istri.
"Istri saya menjawab, iya itu (foto Sugito) benar," ungkap Nasrudin, Jumat (15/1/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sugito tinggal di Perumahan Griya Panorama Indah. Nasrudin mengenal Sugito berasal dari Jawa Tengah dan tinggal di Karawang sejak 2000.
"Dia orangnya baik, kalau pekerjaan yang saya tahu sebagai kurir," ungkap Nasrudin.
Sugito, kata Nasrudin, rajin membeli rumah dengan harga Rp60 juta. Saat ini, Sugito sudah memiliki enam rumah yang dikontrakkan pada warga sekitar.
Sugito memiliki seorang istri dan tiga anak. Anak pertamanya sudah menikah, anak kedua sedang duduk di bangku SMA, sementara anak ketiganya masih SD.
Selain Sugito, polisi juga melacak alamat Sunakin alias Afif. Sunakin diduga tinggal di Kecamatan Klari, Karawang.
Kapolsek Klari Kompol Achmad Mulyana membenarkan pelacakan Afif di wilayahnya. "Sunakin memang sempat membuat KTP di sini, namun itu dahulu," kata dia.
Arif, Kepala Seksi Trantib Desa Duren, Kecamatan Klari, pun mengatakan Afif pindah sejak 2009. Namun kepindahannya dilakukan secara diam-diam.
"Bahkan dirumah kontrakannya tersebut dia pergi dengan meninggalkan tunggakan listrik selama satu bulan dan membawa mesin pompa," ungkapnya.
Pada 2010, Afif ditangkap di Aceh Pada tahun 2010 Afif di tangkap di Aceh, karena kasus teroris. Hal tersebut diketahui ketika Kepala Desa setempat mendapatkan sebuah surat dari Aceh.
"Kalau enggak salah karena ikut camp pelatihan. Ketika mau diantarkan surat, keluarganya sudah tidak ada," terang dia.
Afif pernah menjadi guru di Pesantren Miftahu Saadah Karawang. Namun Afif keluar karena pemikirannya tak sejalan dengan kurikulum di pesantren tersebut.
Lalu alamat terakhir yang dilacak polisi adalah Ajad Sudrajad di Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, Karawang. Ternyata, alamat itu palsu.
"Suami saya namanya Solikin. Sepertinya KTPnya palsu karena dibuat di 2015," kata Retno, penghuni sebenarnya di alamat tersebut. (Cikwan Suwandi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)