"Saya tadi naik minibus menuju terminal. Tapi di Tiga Berlian diturunkan sama sopir angkot," ujar Umar, salah satu warga Cirebon yang terdampak aksi mogok, Kamis 28 September 2017.
Umar sangat menyayangkan aksi sopir angkot tersebut. Karena saat dirinya dipaksa diturunkan, ia tidak sedang menggunakan sarana angkutan kota (angkot). Melainkan, menggunakan transportasi lainnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Saya naik elf, bukan naik angkot. Tapi tetap dipaksa diturunkan. Padahal jarak ke terminal masih jauh," tutur Umar.
Aksi mogok sopir angkot Cirebon ini dimanfaatkan sejumlah tukang ojek. Mereka pindah ke tempat angkot biasa mangkal untuk bisa mengangkut para penumpang yang kesulitan alat transportasi umum.
"Dari 08.00 WIB, sudah mogok angkotnya. Jadi kita mangkal disini buat ngangkut penumpang yang biasa naik angkot," kata salah satu tukang ojek bernama Umar.
Umar yang biasanya mangkal di Desa Kalijaga, rela bergeser lumayan jauh di pertigaan Tiga Berlian Kota Cirebon. Ia mengaku sudah mendapatkan dua penumpang untuk tujuan arah ke pusat Kota Cirebon.
"Biasanya mereka menggunakan angkot GM, tapi karena nggak ada. Jadi mereka naik ojek," ujar Umar.
Aksi tersebut merupakan salah satu bentuk protes sopir angkot. Tidak tegasnya pemerintah dalam menyikapi kehadiran transportasi online jadi alasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(SUR)
