SBY menilai gelar itu menjadi buah kesabarannya menanggapi komentar dan cemoohan selama dirinya menjabat sebagai Kepala Negara. Satu di antaranya komentar yang menyebutkan dugaan politik di balik penganugerahan tersebut.
"Rasa lega bertambah. Karena menerima gelar di saat tak menjabat sebagai Presiden. Ini membebaskan ITB dan saya dari komentar yang menyebutkan agenda politik tersembunyi (atas penganugerahan tersebut)," kata SBY saat berpidato di aula barat ITB di Jalan Ganesa, Bandung, Senin (25/1/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam sidang terbuka ITB, SBY menyampaikan orasi ilmiah bertema 'Kontribusi Sains dan Teknologi Terhadap Green Economy dan Pembangunan Berkelanjutan'. Tema itu, kata kakek tiga cucu tersebut, berasal dari kondisi alam yang berkaitan dengan kegiatan manusia.
"Ekonomi kapilastik dan orientasi pasar bebas ada kecapai. Tapi ada keburukan juga yang terjadi. Keadaan ini awal abad 21 disadarkan perilaku dan gaya hidup tak bisa dibiarkan dan perubahan harus terjadi," imbuhnya.
Berbekal gelar itu, suami dari Ani Yudhoyono tersebut bertekad melanjutkan konsep ekonomi hijau untuk menyelamatkan dunia dari perubahan iklim. Hal itu, lanjutnya, berdampak pada perputaran ekonomi, utamanya memasuki era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Bagaimana dunia sains bisa memperkuat di bidang pangan dan pertahanan. Bersama-sama untuk memikirkan ekonomi hijau dan pembangunan berkelanjutan," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
