Seorang peneliti di Observatorium Bosscha, Lembang, memperagakan cara mengamati gerhana matahari menggunakan kacamata matahari. Foto: MI/Depi Gunawan
Seorang peneliti di Observatorium Bosscha, Lembang, memperagakan cara mengamati gerhana matahari menggunakan kacamata matahari. Foto: MI/Depi Gunawan (Depi Gunawan)

Warga Lembang Buat Kacamata Gerhana Terbesar di Indonesia

gerhana matahari total
Depi Gunawan • 26 Februari 2016 16:29
medcom.id, Bandung: Gerhana Matahari Total (GMT) akan terjadi pada Maret 2016. Fenomena alam ini diyakini bakal menyedot perhatian ilmuwan dan masyarakat banyak karena peristiwa ini baru akan terjadi lagi belasan atau bahkan ratusan tahun ke depan.
 
Sehingga, tak heran jika banyak orang yang kini bersiap menyambut datangnya GMT meski di pulau Jawa hanya mengalami gerhana sebagian karena hanya 12 provinsi yang akan dilalui gerhana total. Ke-12 daerah itu antara lain Bengkulu, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
 
Untuk leluasa memantau atau melihat gerhana matahari ini, warga perlu alat khusus agar tidak berbahaya terhadap mata. Sebab, hanya dalam beberapa detik, bila melihat langsung, dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan matahari. Kerusakan yang ditimbulkan bahkan dapat mengakibatkan kebutaan.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Berangkat dari sana, seorang warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), membuat alat khusus yang bisa memantau gerhana matahari. Alat itu bernama 'kacamata matahari raksasa' yang memiliki panjang 9 meter dan lebar 30 meter. Kacamata matahari itu dapat digunakan hingga 50 orang.
 
Ditemui di workshop "Imah Noong" yang terdapat di RT 2 RW 12 Kampung Areng, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, KBB, Hendro Setyanto kini tengah disibukkan dengan pembuatan kacamata raksasa yang diyakini merupakan yang pertama dan terbesar di Indonesia.
 
"Prototipenya sudah jadi, tapi hanya berukuran satu meter. Dengan menggunakan kacamata yang lebih besar, gerhana matahari akan terkesan lebih besar, padahal sebenarnya sama saja dengan memakai kacamata matahari biasa," kata Hendro, Jumat (26/2/2016).
 
Hendro mengatakan pembuatan kacamata matahari raksasa itu membutuhkan biaya sampai Rp60 juta. Yang mahal adalah filternya karena harus didatangkan khusus dari Amerika Serikat, juga termasuk penggunaan bahan akrilik yang harganya cukup mahal.
 
Setelah pembuatan kacamata raksasa itu selesai, rencananya barang itu akan dibawa ke Bangka untuk melakukan penelitian sebagai amatir. Hendro akan mengamati gerhana matahari bersama astronom lainnya.
 
"Rencananya kita berada di Bangka pada 5 hingga 7 Maret. Rombongan berangkat dalam tiga bagian supaya kita tidak repot saat membawa barang-barang," ujar dia.
 
Selain kacamata raksasa, Hendro juga sedang memproduksi sekitar 50.000 kacamata matahari berfilter khusus yang telah disebar ke berbagai daerah yang jadi jalur lintasan GMT dan beberapa lainnya merupakan pesanan berbagai instansi atau perorangan.
 
"Yang pesan adalah relasi saya saat dulu masih kerja di Bosscha. Mulai diproduksi sejak 2014 karena saya memang mempersiapkan kacamata ini untuk GMT pada 2016. Pada akhir 2015, yang pesan semakin banyak, karena tahu bahwa fenomena GMT ini sangat penting," kata lulusan S2 Jurusan Astronomi ITB ini.
 
Karena pesanan terus meningkat, Hendro sampai meminta bantuan dari tetangga yang jumlahnya sekitar 20 orang. Dalam tiga minggu pihaknya mampu memproduksi sebanyak 12.000 kacamata matahari.
 
"Yang jadi kendala itu kami tidak memiliki percetakan sendiri, sehingga tidak bisa mengontrol kualitas bingkai kertasnya. Kami hanya bisa mengontrol filter apakah terpasang dengan benar,karena kalau sampai bocor akan berbahaya untuk mata," kata dia.
 
Karena masih berkonsentrasi untuk memenuhi kebutuhan pembuatan kacamata berfilter, Hendro akan mulai mengerjakan kacamata raksasa pada 1-2 hari mendatang. "Kita berharap kacamata raksasa membuat semua orang bisa melihat gerhana matahari dengan aman," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(UWA)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif