Jenazah Ano tiba di rumah dinas Jalan Siliwangi Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (19/2/2015) sekitar pukul 22.30 WIB dari RS Siloam Tangerang. Pukul 11.00 WIB keesokan harinya, jenazah Ano Sutrisno pun dibawa ke masjid Raya At Taqwa Kota Cirebon. Usai salat Jumat, ribuan warga menyalatkan jenazah Ano.
Usai sholat jenazah dilakukan, Wakil Wali Kota Cirebon Cirebon, Nasrudin Azis pun melepas jenazah Ano Sutrisno untuk dibawa ke TPU Kemlaten Kelurahan/Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sepanjang jalan menuju lokasi pemakaman, masyarakat terlihat berdiri di pinggir jalan. ada yang menangis, ikut berdoa dan melambaikan tangan ke jenazah Ano Sutrisno.
Wakil Gubernur Jabar, Dedi Mizwar, yang memimpin upacara pemakaman meminta agar semua pihak termasuk keluarga mengikhlaskan kepergian Ano untuk bertemu sang Pencipta.
"Kepergian beliau setelah sakit yang cukup lama, Insya Allah menggugurkan dosa-dosanya," kata Dedi, Jumat. Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, Dedi pun mengucapkan belasungkawa kepada keluarga.
Sesudah jenazah dimasukkan ke liang lahat, doa pun dipanjatkan. Doa dipimpin oleh KH Salim Bajri,seorang kiai senior di Kota Cirebon.
Sementara itu Edial Sanif, dokter spesilias jantung dan pembuluh darah di RSUD Gunung Jati sekaligus dokter yang merawat Ano Sutrisno, mengungkapkan Ano Sutrisno tidak pernah mengeluh sakit. "Bahkan selama ini almarhum aktif berolahraga," katanya saat ditemui di pemakaman.
Namun, sekitar 3 bulan lalu, Ano mengeluh sakit di bagian kepala. Setelah diperiksa ternyata terjadi pengapuran di 3 lokasi dalam otak. Setelah itu, kondisi kesehatan Ano Sutrisno pun terus menurun.
Selanjutnya, tim dokter melakukan pemeriksaan lanjutan. Saat itulah diketahui adanya giant sel lipoma atau tumor otak. Pihak keluarga pun memutuskan untuk melakukan pengobatan dengan penyinaran.
"Dengan penyinaran, 75 persen pasien bisa sembuh," jelas Edial. Namun, harus dilakukan 30 kali penyinaran. Tetapi Ano baru 6 kali melakukan penyinaran, kondisinya langsung turun.
"Trombosit turun, daya tahan tubuh pun turun," tutur Edial. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya sepsil atau
infeksi berat yang menyerang seluruh organ tubuh. Akhirnya pada Kamis (19/2/2015) sekitar pukul 15.00 WIB, Ano Sutrisno pun tidak bisa bertahan dan menghembuskan nafas terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(BOB)