Foto: Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial/MTVN_Roni Kurniawan
Foto: Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial/MTVN_Roni Kurniawan (Roni Kurniawan)

Empat Wilayah di Jawa Barat Masuk Peta Rawan Pangan

pangan alih fungsi lahan
Roni Kurniawan • 23 Desember 2015 11:59
medcom.id, Bandung: Empat wilayah di Jawa Barat masuk dalam peta rawan pangan. Hal ini akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman.
 
Keempat wilayah itu yakni Kota Bandung, Kabupaten Purwakarta, Kota Tasikmalaya, dan Sukabumi. Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial mengaku prihatin atas kondisi ini. Ia menilai penyusutan lahan pertanian ini merupakan peringatan atas ancaman rawan pangan.
 
"Ini menjadi sebuah warning untuk lebih meningkatkan lagi ketahanan pangan di Kota Bandung. Saya berharap dalam sidang ini (2015) bisa menghadirkan berbagai rumusan untuk mengatasi itu, salah satunya menggandeng masyarakat yang memiliki teknologi," kata Oded, kepada wartawan usai membuka Sidang Tahunan Dewan Ketahanan Pangan (DKP) Kota Bandung, di salah satu hotel di Jalan LLRE Martadinata, Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/12/2015).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Oded mengaku sudah menginstruksikan dinas terkait untuk menanggulangi kerawanan pangan ini. Pemkot Bandung juga mengimbau masyarakat yang memiliki teknologi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan.
 
Selain itu, Oded pun mengintruksikan kepada dinas terkait untuk memanfaatkan lahan pangan yang dimilikii Kota Bandung dengan luas 32,8 hektar agar terjadi peningkatan pangan pada tahun 2016. Akan tetapi, ia pun menghimbau kepada masyarakat untuk merubah pola makan yang saat ini masih bergantung kepada nasi. Maka dari itu, Oded menegaskan program one day no rice sebagai salah satu siasat.
 
"Manfaatkan lahan yang ada dengan cara bekerjasama dengan masyarakat yang memiliki teknologi untuk meningkatkan hasil pangan. Terus juga pola pikir masyarakat dalam menkonsumsi nasi harus dirubah sedikit demi sedikit dengan cara makan ubi atau singkong atau buah-buahan dan sayuran," paparnya.
 
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Kadistan KP) Kota Bandung Elly Wasliah menampik predikat rawan pangan. Ia menegaskan, selama ini sudah mengupayakan agar kebutuhan warga Kota Bandung tetap terpenuhi salah satunya dengan program beras miskin (raskin) yang sudah berjalan selama tiga tahun terakhir.
 
"Kita cukup kaget dengan Kota Bandung dibilang merupakan salah satu kota rawan pangan di Babar dan kita ingin menanyakan kriteria rawan pangan ini seperti apa? Rawan pangan ini tidak ada, tetapi yang ada itu rawan daya beli pangan karena aksebilitas di bandung semuia tersedia, baik beras, ikan, daging apapun ada," kata Elly ditempat yang sama.
 
Namun, ia tidak menampik jika Kota Bandung masih termasuk kedalam rawan daya beli pangan. Hal itu, lanjut Elly, berdasarkan jumlah warga yang menerima raskin pada tahun 2015 sebanyak 62.255 kepala keluarga.
 
"Kalau rawan daya beli pangan memang kita akui ada, terbukti masih ada masyarakat yang menerima raskin 62.255 masih diangkap masyarakat kurang mampu untuk menerima bantuan raskin," tegasnya.
 
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan menurut data dari Badan Ketahanan Pangan Jawa Barat ada empat daerah Kabupaten/Kota yang termasuk kedalam rawan pangan. Yakni Kota Bandung, Kabupaten Purwakarta, Kota Tasikmalaya dan Sukabumi yang diakibatkan maraknya lahan industri atau komersial.
 
"Jadi bisa tidak kota itu memenuhi kebutuhan pangannya. Tapi seperti Kota Bandung sudah tidak bisa, Purwakarta sudah kritis lahannya, Kota Sukabumi juga demikian," kata Deddy beberapa waktu lalu.
 

(TTD)
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif