Yuliandre mengatakan, setelah masa bakti memimpin IBRAF diperpanjang mempunyai berbagai tanggungjawab. Salah satunya yakni menguatkan kembali negara-negara yang telah bergabung bersa IBRAF.
"Karena saat ini baru 31 negara yang eksis dari 57 negara yang tergabung di konferensi Islam ini. Ini poin yang penting dalam 7 bulan ke depan," kata Yuliandre di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot, Subroto, Kota Bandung, Kamis 23 Februari 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat ini menuturkan, masih memiliki pekerjaan rumah. Salah satunya yakni isu terkait agama yang dikaitkan dengan politik kini kian meruak diberbagai media.
"Isu ini isu yang rata-rata di setiap negara yang dibangkitkan jadi isu politik. Dan media yang bertanggung jawab," tuturnya.
Ia pun akan berupaya, IBRAF sebagai regulator negara-negara Islam untuk mempersatukan persepsi guna mengikis agama yang kerap dikaitkan dengan politik.
"Jangan kita selalu terlambat dalam perubahan arus teknologi, dalam arus informasi sehingga bisa melemahkan reglasi yang melemahkan masing-masing negara," pungkasnya.
IBRAF merupakan organisasi penyiaran negara yang berada di bawah naungan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Forum tahunan yang digelar di Bandung mulai 22 hingga 23 Februari 2017 itu diikuti delegasi berbagai negara, khususnya anggota OKI. Antara lain Turki, Maroko, Singapura, dan Malaysia. Ada pula perwakilan dari negara lain misalnya Korea Selatan, New Zealand, dan Australia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(RRN)
