"Kalau terkesan tidak ada perhatian, saya katakan itu tidak benar. Pada dasarnya, kami tidak terlalu menginginkan setiap ada permasalahan terlalu menjadi didramatisir. Saya kira proporsional aja," kata pria yang akrab disapa Emil ini saat mengunjungi Fahri di Desa Cipadung, Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Bandung, Jawa Barat, Selasa, 11 April 2017.
Emil mengatakan, Pemkot Bandung akan terus mengawal kondisi Fahri. Menurutnya, keadaan Fahri tersebut bukan karena gizi buruk.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Namanya kelainan itu, maaf ya, takdir. Enggak bisa melulu karena gizi buruk, tapi ada kelainan genetika," cetusnya.
(Baca: Perjuangan Ibu Penjual Tisu untuk Putranya yang Alami Kelainan Tulang)
Terkait pendidikan Fahri yang kini duduk di kelas 1 SD, Emil mengatakan, Pemkot Bandung berupaya memenuhi hak pendidikan bocah tersebut. Di antaranya dengan menggunakan sistem home schooling, di mana guru yang mengajar mendatangi Fahri di kediamannya.
"Yang penting jangan berhenti belajar. Itu aja. Kalau kita bisa lakukan pendidikan formal atau home schooling, enggak ada masalah. Yang penting, pas ujiannya dia memadai untuk mengikuti sesuai standar atau seumurannya," pungkas Emil.
Sebelumnya, Fahri mengidap penyakit osteogenesis imperfecta sejak usia 4 tahun. Beberapa tulang di tubuh Fahri sangat rapuh. Hingga kini, sudah lebih dari 20 tulang di tubuhnya yang patah, mulai dari tulang kaki, tulang rusuk, hingga tulang punggung.
(Baca: Bocah Mengidap Tulang Rapuh Mau Dioperasi Usai Dikunjungi Atep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(NIN)