Dedi Sofian, 40, selaku penjaga Gedung Graha Nuriska mengatakan ruangan tersebut disewa seharga Rp7,5 Juta per bulan. "Disewa waktu tahun 2014 oleh pengurus organisasi kemasyarakatan Gafatar, tapi hanya tiga bulan," kata Dedi di lokasi bekas sekretariat Gafatar, Senin (18/1/2016).
Dedi mengaku tidak tahu ke mana pindahnya sekretariat tersebut. Selama tiga bulan itu, menurut Dedi, aktivitas yang sering dilakukan organisasi ini yaitu pelayanan kemasyarakatan. "Selama mengontrak di sini ada satu sampai tiga orang di dalam ruangan. Aktivitasnya sosial, seperti kerja bakti yang sering dilakukan di depan gedung," kata dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selanjutnya, kata Dedi, untuk sementara ruangan tersebut dibiarkan kosong. Ia sempat kaget melihat pemberitaan di media massa bahwa Gafatar dilarang. "Karena selama ini yang saya tahu orangnya baik-baik, tidak pernah bermasalah selama di sini," tuturnya.
Sementara itu, pintu masuk markas terkunci rapat namun ada identitas Gafatar yang masih menempel di kaca depan. Identitas tersebut yaitu poster yang bertukiskan visi, misi, dan tujuan pendirian Gafatar.
Dedi menjelaskan, logo Gafatar dan tulisan 'Gerakan Fajar Nusantara' sengaja dilepas. "Logo dan tulisannya dicopot seminggu lalu oleh pengelola gedung," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
(UWA)